“Penanaman kesadaran berasuransi jiwa perlu dilakukan sejak dini, maka alangkah baiknya (pelajaran asuransi) dimasukkan dalam kurikulum sekolah,” kata Ketua AAJI Evelina F Pietruschka, pada diskusi Insurance Outlook 2010 di Hotel Le Meridien, Jakarta, (24/11).
Populasi penduduk Indonesia tergolong tinggi. Pada 2009 mencapai 230 juta orang namun yang sadar pentingnya asuransi jiwa hanya 3,24 persen saja atau sekitar 700 orang. Sehingga dibutuhkan sosialisasi tentang pentingnya asuransi jiwa kepada masyarakat.
Saat ini sosialisasi asuransi yang dilakukan perusahaan asuransi, baik melalui sekolah maupun instansi, mengandung unsur promosi atau penawaran produk asuransi. Sehingga banyak yang menyangsikan pentingnya asuransi lantaran ujungnya menawarkan produk. “Untuk sosialisasi asuransi dibutuhkan banyak biaya. Kami tidak pernah mendapatkan dana dari pemerintah,” ucap Evelina.
Kornelis Simanjuntak, Ketua Asosiasi Asuransi Umum Indonesia (AAUI), mengharapkan para pengambil kebijakan soal asuransi adalah orang yang paham asuransi. Sehingga peraturan yang dibuat saling menguntungkan pihak penyedia asuransi dan pemegang polis.
“Kita berharap orang-orang yang bergelut di bidang asuransi juga ada yang menjadi anggota Dewan Perwakilan Rakyat, sehingga bisa menjadikan asuransi sebagai kebutuhan dan memberi masukan kepada para pengambil kebijakan,” kata Kornelis.
MUH SYAIFULAH