Pembantu Rektor Institut Agama Islam Negeri Walisongo, Semarang, itu menambahkan, bank-bank syariah yang melakukan tindakan tersebut kebanyakan berjenis Baitul Mal Wattamwil (BMT). "Tidak etis saya sebut namanya," kata dia kemarin.
Berbicara dalam pelantikan pengurus Ikatan Ahli Ekonomi Islam Jawa Tengah, Muhibbin menuturkan konsep bank konvensional dengan bank syariah sangat berbeda. Bank umum menggunakan bunga, sedangkan bank syariah lebih berorientasi pada bagi hasil. "Fenomena ini menjadi tantangan tersendiri bagi Ikatan untuk segera membenahi," ucapnya.
Sebab, menurut dia, bank syariah diharapkan menjadi alternatif bagi pelaku ekonomi muslim maupun nonmuslim. Karena, pada bank syariah tidak ada penipuan dan riba, yang menjadi pemantik kebangkrutan bank-bank konvensional.
Muhammad Irfan dari Direktorat Perbankan Syariah Bank Indonesia menyatakan selama delapan tahun terakhir perkembangan bank syariah cukup pesat. Total asetnya meningkat 27 kali lipat dari Rp 1,79 triliun pada 2000 menjadi Rp 49,6 triliun pada 2008.
Irfan menyatakan prospek bank syariah semakin bagus seiring dengan semakin banyaknya bank berskala internasional yang bermain. Namun, tantangannya adalah terbatasnya jaringan kantor pelayanan, sumber daya manusia masih minim, serta kurangnya pemahaman masyarakat.
Ketua Umum Pengurus Pusat Ikatan Ahli Ekonomi Islam Mustafa E. Nasution menyatakan ekonomi syariah akan berbiak pesat setelah para dekan fakultas ekonomi dari 60 perguruan tinggi di Indonesia sepakat memasukkan mata kuliah ekonomi Islam.
ROFIUDDIN