TEMPO Interaktif, Manila - Dewan Direktur Bank Pembangunan Asia (ADB) hari ini menyetujui pinjaman sebesar US$ 500 juta untuk fasilitas bantuan countercyclical (countercyclical support facility) untuk Indonesia. Bantuan ini guna membantu memulihkan perekonomian yang lesu.
"Perekonomian Indonesia tangguh selama krisis ekonomi global, tapi dengan masih lesunya ekspor, investasi swasta, dan konsumsi rumah tangga, masih diperlukan stimulus fiskal countercyclical untuk melindungi sektor sosial dan membantu mengurangi kemiskinan," kata Arjun Thapan, Direktur Jendral Departemen Asia Tenggara ADB.
Sebelumnya pemerintah Indonesia mengumumkan program fiskal senilai Rp 73,3 triliun (sekitar US$ 7,6 miliar) untuk kompensasi atas turunnya konsumsi rumah tangga dan investasi swasta. Diantaranya melalui keringanan pajak, belanja modal, dan meningkatkan program bantuan sosial unggulan. Pemerintah juga meningkatkan secara besar-besaran belanja untuk pemeliharaan dan material pada awal anggaran 2009. Secara keseluruhan, program stimulus diperkirakan mencapai Rp 113 triliun.
Selama beberapa tahun, angka kemiskinan Indonesia turun sebesar 1 persen per tahun sejak 2003 menjadi 14,2 persen pada awal 2009. Namun, kemiskinan tetap menjadi masalah serius dengan lebih dari 35 juta orang tetap hidup di bawah garis kemiskinan nasional dan 42 persen lainnya dari penduduk Indonesia tetap rentan jatuh ke jurang kemiskinan jika kondisi mereka tiba-tiba memburuk.
Tanpa paket stimulus anggaran, pertumbuhan ekonomi Indonesia bisa tertahan pada kisaran 2 hingga 3 persen, anjlok dari pertumbuhan tinggi antara 5 hingga 6,3 persen per tahun sejak 2004. "Pekerja informal dan pengangguran bisa meningkat lebih dari 1,8 juta orang," kata ADB memperingatkan.
Thapan menambahkan, diperlukan pertumbuhan ekonomi sekitar 6 persen untuk membuat masalah pengangguran dan program pengurangan kemiskinan kembali ke jalur yang benar . Ia berharap angka ini bisa tercapai pada 2011.
"Indonesia memiliki ruang fiskal untuk paket stimulus, yang diharapkan bersifat sementara. Indonesia kini juga melakukan langkah-langkah reformasi struktural untuk mempertahankan pertumbuhan dalam jangka panjang," ujarnya.
Countercyclical support facility (CSF) dibentuk pada Juni 2009 untuk membantu negara-negara berkembang anggota ADB yang perlu meningkatkan belanja anggaran guna mengatasi krisis ekonomi global.
Syarat untuk mendapatkan pinjaman ini adalah negara-negara tersebut harus mengalami dampak buruk dari krisis ekonomi global, menjalankan kebijakan-kebijakan makroekonomi yang baik, dan menerapkan program countercyclical.
ADB telah menyujui bantuan pinjaman CSF untuk Filipina, Kazakstan, dan Vietnam. CSF memiliki masa pembayaran kembali selama lima tahun dengan masa tenggang selama tiga tahun dengan biaya sebesar 200 basis poin dari biaya pinjaman ADB, dengan spread sama seperti sebelum terjadinya krisis ekonomi global.
ADB yang berkedudukan di Manila bertekad untuk mengurangi kemiskinan di kawasan Asia dan Pasifik melalui pertumbuhan ekonomi yang melibatkan semua pihak, pertumbuhan yang berwawasan lingkungan secara berkelanjutan, dan integrasi regional.
Lembaga ini didirikan pada 1966 dan dimiliki oleh 67 negara anggota, 48 diantaranya ada di kawasan Asia. Pada 2008 ADB, menyetujui pinjaan sebesar UA$ 10,5 miliar dan US$ 811,4 juta proyek hibah dan bantuan teknis sebesar US$ 274,5 juta.
MARIA HASUGIAN