Selain gula impor, menurut Kepala Badan Pusat Statistik Rusman Heriawan, bijih nikel ekspor juga naik (15,09 persen). Begitu pula, minyak bumi ekspor (12,26 persen), barang-barang hasil kilang minyak impor (10,85 persen), serta minyak bumi impor (9,60 persen).
Sedangkan yang mengalami penurunan harga antara lain: kimia dasar, kecuali pupuk ekspor (9,66 persen), aluminium lembaran (5,53 persen), ikan asin (1,25 persen), dan gas alam cair ekspor (1,06 persen).
Selain itu, pada Agustus 2009 indeks harga grosir/agen atau Indeks Harga Perdagangan Besar (IHPB) umum naik 1,51 persen dibanding bulan sebelumnya.
Kenaikan IHPB terbesar terjadi pada kelompok barang impor sebesar 2,86 persen, khususnya barang-barang hasil kilang minyak, minyak bumi, dan gula pasir.
“Pada bulan ini, IHPB seluruh sektor mengalami kenaikan,” kata Rusman di Jakarta hari ini. Ia merinci: sektor pertanian naik 1,78 persen, pertambangan dan penggalian 0,53 persen, industri 0,76 persen, dan kelompok barang ekspor 2,02 persen.
Menurut Rusman, selama Agustus 2009 komoditas yang harganya naik antara lain IHPB bahan bangunan/konstruksi yang naik 0,50 persen dibanding bulan sebelumnya.
“IHPB bahan bangunan atau konstruksi naik, karena harga bahan bangunan seperti aspal, barang galian segala jenis, kaca lembaran, dan bahan bangunan dari kayu naik,” ujarnya.
Namu, ada juga yang mengalami penurunan harga seperti barang dari logam dasar bukan besi, barang-barang plastik, kayu lapis dan sejenisnya, serta alat-alat berat dan perlengkapannya.
GRACE S GANDHI | AGOENG WIDJAYA