TEMPO Interaktif, Jakarta - Kalangan pengusaha memperkirakan kerugian akibat putusnya aliran listrik di Jakarta dan sekitarnya mencapai Rp 100 miliar per hari.
Menurut Ketua Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) Sofjan Wanandi, kerugian tersebut akan terus meningkat karena belum bisa dipastikan kapan pasokan listrik akan kembali lancar. "Paling sedikit 100 miliar per hari, itu belum termasuk kerusakan mesin karena listrik mati tiba-tiba," ujarnya kemarin.
Perusahaan kecil dan menengah, kata dia, hanya memiliki kemampuan untuk bertahan tanpa listrik selama dua hari. Lebih dari itu, harus berhenti berproduksi dan memulangkan karyawannya.
Sedangkan perusahan besar tetap bisa bertahan dengan pembangkit listrik yang dimilikinya. "Tapi sampai berapa lama bisa bertahan, mereka juga tidak bisa beli solar banyak-banyak karena cari solar susah," kata Sofjan.
Sofjan memperkirakan, kondisi pasokan listrik belum ada kepastian dalam jangka waktu lama. "Saya pikir paling tidak satu bulan untuk mengganti gardu yang meledak. Ini pasti menambah biaya buat kami," katanya. Akibatnya, kata dia, perusahaan kesulitan menentukan kapasitas produksi yang harus dijalankan karena tidak menentunya pasokan listrik. "Tegangan listrik turun-naik, mesin bisa rusak. Tapi bagaimana bisa mengeluh?"
Manajemen PLN memberlakukan pemadaman bergilir di seluruh wilayah Jakarta dan sekitarnya akibat terbakarnya trafo bank di gardu induk tegangan ekstratinggi di Cawang kemarin. Pemadaman listrik dipastikan akan berlangsung lama sampai perbaikan trafo selesai.
Dampak dari pemadaman listrik, dua orang ditemukan tewas di lantai dua sebuah rumah toko di Jalan Cengkeh 19 F, Taman Sari, Jakarta Barat, kemarin. Kedua korban itu adalah Arif Mustaqin, 23 tahun, dan Tohirin, 19 tahun, yang bekerja sebagai kurir dan pelayan kantor di perusahaan yang menjual alat-alat perkapalan. Mereka diduga mati lemas keracunan asap buang genset yang sedang menyala sebagai pengganti listrik yang padam.
Menurut rekan korban, Nano, 30 tahun, rekannya ditemukan dalam kondisi tak bernyawa sekitar pukul 09.30 WIB. Pada pukul 08.30 WIB, Nano datang untuk bekerja di rumah toko tersebut. Namun, tidak seperti biasanya toko dalam keadaan tertutup. "Saya (hubungi) telepon selulernya dan kantor tidak ada yang mengangkat," katanya kemarin.
Kepala Kepolisian Sektor Taman Sari Komisaris Widjonarko mengatakan kondisi ruko sangat tertutup rapat. "Tidak ada udara yang masuk dari luar," katanya. Bahkan saat dibuka kondisi genset masih dalam keadaan menyala.
Juru bicara Kepolisian Daerah Jakarta Raya, Komisaris Besar Chryshnanda Dwi Laksana, menyatakan kepolisian akan menyelidiki terbakarnya trafo milik PLN itu. Menurut dia, penyelidikan untuk mengetahui ada-tidaknya dugaan keteledoran dalam pemeliharaan instalasi tersebut. "Kami akan lihat apakah ada unsur kesengajaan atau tidak," ujarnya kemarin.
Menurut Chryshnanda, instalasi listrik merupakan layanan vital yang berkaitan dengan hajat hidup orang banyak. Kelalaian yang menyebabkan gangguan terhadap instalasi tersebut tidak hanya menghambat, tapi juga mematikan produktivitas warga Ibu Kota.
ALI NY | VENNIE MELYANIE | RUDY PRASETIO | RIKY FERDIANTO