TEMPO Interaktif, Jakarta - Pemerintah meminta PT Pertamina (Persero) untuk melakukan konsultasi terlebih dahulu sebelum menaikkan harga elpiji 12 kilogram.
Menteri Negara Perencanaan Pembangunan Nasional/Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Nasional Paskah Suzetta mengatakan konsultasi dengan pemerintah itu bertujuan untuk memastikan distribusi elpiji tetap lancar dan tidak menimbulkan kelangkaan. "Kalau harga sudah naik dan distribusi tidak lancar, maka dapat memicu kenaikan inflasi," ujarnya saat ditemui di kediamannya kemarin (20/9) di Jakarta.
Menurutnya, kepastian kelancaran distribusi itu bukan hanya masalah Pertamina saja tapi juga sektor transportasi. "Ini yang perlu dikonsultasikan dulu dengan departemen terkait," katanya.
Ia mengaku belum tahu berapa kenaikan harga yang diminta Pertamina dan bagaimana dampaknya terhadap inflasi. Namun, ia berharap Pertamina bisa mengantisipasi kenaikan dengan menambah distribusi tabung tiga kilogram. Ada kekhawatiran jika menaikkan harga elpiji 12 kilogram, maka konsumen akan beralih ke elpiji bersubsidi itu. "Yang jelas pemerintah tidak mungkin menambah subsidi," ujar Paskah. "Oleh karena itu, harus dipastikan agar elpiji tiga kilogram tidak langka."
Sekretaris Kementerian Negara Badan Usaha Milik Negara Said Didu berpendapat kenaikan 12 kilogram harus segera terealisasi. "Kenaikan ini semakin cepat semakin bagus, supaya Pertamina tidak terus merugi," katanya.
Kerugian yang dialami Pertamina, ia mengatakan, akan berdampak pada turunnya pendapatan dividen dan pajak negara. Said mengatakan dari kementeriannya sudah setuju dengan keinginan Pertamina tersebut. "Ini murni aksi korporasi," ujarnya. "Kalau kami tidak setuju, siapa yang mau menanggung kerugiannya."
Juru bicara Pertamina Basuki Trikora Putra beberapa waktu lalu mengatakan pihaknya telah mendapat sinyal positif dari Kementerian Negara Badan Usaha Milik Negara untuk menaikkan harga elpiji 12 kilogram secara bertahap.
Pertamina berencana menaikkan harganya sebesar Rp 100 per bulan. Rencana kenaikan tersebut dipicu karena harga jualnya, Rp 5.250 per kilogram, lebih rendah dari keekonomiannya saat ini Rp 7.600 per kilogram. Targetnya akhir tahun depan atau awal 2011 harga jual elpiji 12 kilogram sudah sesuai dengan keekonomiannya.
SORTA TOBING