"Ada perebutan nasabah antara BPR dan bank umum, sehingga memerlukan pemberlakuan regulasi persaingan," ujar anggota Komisi Keuangan dan Perbankan Dewan Perwakilan Rakyat Harry Azhar Azis di Jakarta, Selasa (18/8).
Anggota Komisi Pengawas Persaingan Usaha Dedie S. Martadisastra menjelaskan, persaingan antara BPR dan bank umum telah mengarah kepada persaingan tak seimbang, bukan persaingan sehat. Ekspansi bank umum terhadap segmen usaha mikro kecil dan menengah akan menempatkan BPR dan bank umum dalam memperebutkan kue segmen yang sama.
Beberapa bank seperti BRI, Bank Danamon, BTPN, dan Bank Mandiri agresif melakukan strategi jemput bola ke sentra ekonomi mikro kecil dan menengah. "Dengan keunggulan modal, luasnya cakupan produk dan jasa serta skala ekonomi, bank umum akan mudah meningkatkan porsinya di segmen tersebut," kata dia. "Perlu intervensi regulator agar terjadi playing field (arena bermain) yang setara bagi keduanya."
Terlebih potensi pasar kredit mikro kecil menengah masih besar. Sehingga eksistensi BPR untuk pembiayaan skala mikro kecil menengah perlu dipertahankan melalui skema kerja sama dengan bank umum yang lazim disebut skema linkage. Skema lain yang tak kalah penting adalah adanya institusi apex alias penyedia dana likuiditas bagi BPR. Melalui apex, BPR bisa mendapatkan dana lebih murah, sehingga bisa lebih kompetitif di pasar kredit.
Desakan ini disambut dingin oleh bank sentral. "Pranata pasar lembaga keuangan mikro masih belum perlu diatur," ucap Deputi Direktur Direktorat Kredit BPR dan Usaha Mikro Kecil Menengah Bank Indonesia Khairil Anwar. Ia yakin, "BPR masih bisa bersaing dengan lembaga keuangan mikro dan bank umum di pasar usaha mikro kecil dan menengah."
Hanya saja BPR harus mengambil langkah-langkah strategis agar bisa bersaing. Antara lain, dengan konsolidasi internal untuk mencapai efisiensi maksimal, memperluas pasar kredit yang sudah feasible tapi belum bankable, serta meningkatkan kerja sama yang saling menguntungkan dengan bank umum dan lembaga keuangan lainnya.
BPR juga dimintanya serius mengembangkan produk yang dibutuhkan masyarakat setempat dengan penggunaan teknologi informasi tepat guna. Misalnya, tidak semua BPR memerlukan anjungan tunai mandiri dan layanan bank via pesan pendek (SMS banking).
BUNGA MANGGIASIH