TEMPO Interaktif, Jakarta: Di Bursa Efek Indonesia tinggal PT Gudang Garam Tbk saja perusahaan rokok yang sahamnya masih dimiliki pengusaha lokal. Meski begitu, Kepala Riset Recapital Securities Poltak Hotradero menilai bukan berarti tak ada investor asing yang melirik Gudan Garam.
Hanya saja keinginan investor bakal relative lebih sulit mendekatinya. “Keluarga Gudang Garam dikenal sangat konservatif dan enggan melepas kepemilikannya,” kata Poltak kepada Tempo, Jumat (19/6).
Ia menanggapi kembali masuknya investor raksasa untuk menguasai perusahaan rokok lokal. Rabu (17/6) lalu British American Tobacco (BAT) Plc membeli 85,125 persen saham PT Bentoel Internasional Investama Tbk senilai Rp 5 triliun dari tangan Rajawali Group dan pemegang saham lainnya.
Tahun 2005, perusahaan rokok asal Amerika Serikat Phillip Morris International Inc telah menguasai 98 persen saham PT HM Sampoerna Tbk senilai Rp 18,6 triliun melalui PT Philip Morris Indonesia.
Pada pertengahan Juli 2006, Gudang Garam sempat diisukan akan dikuasai raksasa rokok putih dunia asal Inggris, BAT. Namun keluarga Surya Wonowidjojo atau Tjoa Ing Hwie, pendiri perusahaan rokok terbesar di Asia isu membantahnya.
BUNGA MANGGIASIH