Hakim federal dalam Kasus Nomor 11 tentang Chrysler LLC akan memutuskan pada 27 Mei, apakah produsen otomotif terbesar nomor dua di Amerika itu bisa menarik kembali aset-aset terbaiknya--termasuk pabrik dan diler--dari kebangkrutan dan menjualnya kembali ke Chrysler Group, perusahaan baru inkarnasi Chrysler.
"Kami muncul dari kebangkrutan saat perusahaan baru--mudah-mudahan segalanya berjalan lancar--bersama Fiat menjadi kokoh," kata juru bicara Chrysler, Mike Palese, Senin (25/5) waktu setempat. "Kami betul-betul sudah mantap. Orang-orang sudah berpikir positif mengenai prospek dan masa depannya."
Namun tak semua orang merasa gembira. Chrysler, saat memasukkan berkas kebangkrutan pada 30 April, ingin melupakan utang triliunan rupiah dan mengeliminasi para diler serta pabrik yang berkinerja buruk. Perlawanan keras datang dari para diler otomotif yang merasa ditinggalkan.
Perusahaan jelmaan baru, Chrysler Group, akan dikendalikan terutama oleh para penyandang dana yang akan membayar pengeluaran perlindungan kesehatan untuk Serikat Pekerja Otomotif, yang memiliki 55 persen saham mayoritas.
Produsen otomotif Italia, Fiat, akan memiliki minimal 20 persen saham, dengan kemungkinan bertambah hingga 35 persen. Saham minoritas justru akan dipunyai pemerintah dua negara: delapan persen untuk AS, dan dua persen untuk Kanada.
Chrysler berada dalam tekanan pemerintahan Presiden Barack Hussein Obama yang menginginkan proses kebangkrutan selesai dalam 30 hingga 60 hari sejak didaftarkan pada akhir April itu.
Tapi semua itu tergantung dari Hakim Arthur Gonzalez, yang memimpin jalannya persidangan pengajuan penjualan aset pada Rabu nanti, saat pertemuan dengan Chrysler berlangsung di Pengadilan Pailit Amerika Serikat, Southern District, di Kota New York.
CNN.MONEY | BOBBY CHANDRA