TEMPO Interaktif, Jakarta: Pertumbuhan industri tahun ini diperkirakan antara 2,5 sampai 3,4 persen akibat krisis ekonomi global. Sekretaris Jenderal Departemen Perindustrian Agus Tjahajana mengatakan, Departemen Perindustrian belum melakukan koreksi pertumbuhan industri akibat penetapan target volume pertumbuhan ekspor nol persen. "Kami belum hitung-hitung. Masih bulan Maret," kata Agus saat dihubungi, Jumat (17/4).
Kemarin, Menteri Perdagangan Mari Elka Pangestu menetapkan target pertumbuhan ekspor berdasarkan volume sebesar nol persen. Penetapan target itu atas permintaan Menteri Keuangan Sri Mulyani, yang tidak ingin pertumbuhan ekspor tumbuh negatif. Sebab, sebelumnya Departemen Keuangan dan Departemen Perdagangan membuat proyeksi pertumbuhan ekspor yang sama-sama tumbuh negatif akibat krisis ekonomi global.
Proyeksi departemen perdagangan volume pertumbuhan ekspor minus 10-5 persen. Sedangkan Departemen Keuangan membuat proyeksi pertumbuhan ekspor minus 8-5 persen, pertumbuhan impor minus 12-8 persen, dan asumsi pertumbuhan ekonomi 4,3-4,8 persen.
Sementara, Menteri Perindustrian Fahmi Idris mengatakan pertumbuhan industri kuartal pertama tahun ini rata-rata turun 1 sampai 1,5 persen. "Pertumbuhan dan perkembangannya kurang menyenangkan walau tidak berat," kata Fahmi seusai mengikuti rapat kerja di kantor Menteri Keuangan, Kamis lalu (16/4).
NIEKE INDRIETTA