TEMPO Interaktif, Jakarta:Asosiasi Petani Tebu Rakyat Indonesia meminta pemerintah memberi subsidi bunga pada pabrik-pabrik gula yang menampung gula dari kebun rakyat. Insentif bunga yang diminta sebesar 10 persen dari pembiayaan perbankan.
"Kalau pemerintah sungguh ingin merevitalisasi pabrik gula, berikan subsidi bunga. Sehingga, harga gula rakyat pun meningkat," kata Ketua DPD Asosiasi Petani Tebu Rakyat Indonesia, Anwar Asmali, di Bandara Cakrabhuwana, Penggung, Cirebon, Jawa Barat, Jumat (3/4).
Anwar menilai program revitalisasi memang berjalan tapi tidak optimal. Seharusnya, pemerintah memberi subsidi bunga pada PT Perkebunan Nusantara dan Rajawali Nusantara Indonesia.
Petani pun meminta penetapan harga pokok penjualan (HPP) gula tahun ini tidak terlambat. HPP sebesar Rp 5.610/kilogram harus ditetapkan sebelum 15 April mendatang. Tahun lalu, penetapan HPP dilakukan setelah musim giling. Akibatnya, terjadi dualisme harga.
Hingga tahun lalu, produksi gula Jawa Barat hanya 125 ribu ton/tahun. Padahal kebutuhan gula Jawa Barat mencapai 350 ribu ton/tahun. Kekurangan gula itu dipasok dari Jawa Tengah. Menurut dia, produksi gula Jawa Barat masih bisa digenjot hingga 175 ribu ton/ tahun. "Kalau irigasi diperbaiki," ujarnya.
Saat ini, tiga dari lima pabrik gula di Jawa Barat berusia di atas satu abad. Pabrik Sindang Laut, Karang Suwung, dan Tersana Baru dibangun pada 1885. Pabrik yang relatif baru adalah Jati Tujuh dan Subang.
KURNIASIH BUDI