"Kami akan cari sumber dana lain, seperti obligasi atau lainnya yang lebih murah," kata Ketua Asosiasi Perusahaan Pembiayaan Indonesia Wiwiek Kurnia di Jakarta, Kamis (2/4).
Dia menjelaskan, suku bunga pinjaman kendaraan dari perusahaan pembiayaan masih tinggi. Suku bunga yang dikenakan untuk pembiayaan motor per Maret 2009 rata-rata sebesar 30 persen dan bunga untuk pembiayaan mobil sebesar 18 persen.
"Suku bunga itu sudah mengalami penurunan sebanyak 1-2 persen sejak Januari 2009," ujar dia. Tingginya bunga tersebut disebabkan suku bunga pinjaman dari bank masih tinggi.
Menurut dia, penurunan suku bunga bank tidak seperti yang diharapkan, yaitu hanya turun 0,5-1 persen dari Januari hingga Maret. Padahal waktu menaikkan bunga besarnya antara 2-3 persen.
Dia menambahkan pembiayaan multifinance pada Januari 2009 turun 20 persen jika dibandingkan dengan Januari 2008. Namun pada Februari mengalami kenaikan 5 persen dibandingkan Februari 2008. Target pembiayaan untuk 2009 sebesar Rp 100 triliun.
Selain bunga yang tinggi, rendahnya pertumbuhan pembiayaan ini dipicu sikap perbankan yang masih hati-hati dalam memberikan pinjaman.
Terkait kredit bermasalah, besarannya akan tetap di jaga di bawah 3 persen pada 2009. Namun dia optimistis NPL tidak akan mencapai lebih dari 2,5 persen. Pasalnya, dari data pada krisis sebelumnya kenaikan kredit bermasalah pembiayaan hanya 1 persen.
Per Desember 2008, NPL perusahaan pembiayaan sebesar 1,9 persen. Seiring langkah pemerintah menurunkan harga bahan bakar minyak, pemberian stimulus, dan harga komoditas yang kembali naik, akan mendorong pertumbuhan pembiayaan dan industri akan optimistis bisa menahan laju kredit bermasalah.
EKO NOPIANSYAH