TEMPO Interaktif, Bandung: Ketua Federasi Serikat Pekerja Metal Indonesia (FSPMI) Kabupaten Bekasi Obon Tabroni mengatakan dampak krisis ekonomi global diduga akan mengancam industri manufaktur pada Maret-April nanti. "Sekarang sudah mulai kelihatan tanda-tandanya," katanya di Bandung, Rabu (28/1).
Dia mencontohkan, di antara pekerja yang menjadi anggota FSPMI Kabupaten Bekasi sudah mulai dirumahkan. Di Bekasi, lanjutnya, sudah lima perusahaan yang merumahkan karyawannya yang seluruhnya mempekerjakan 8.000-an pekerja. Selain itu, satu perusahaan milik pengusaha Malaysia yang mempekerjakan 200 pekerja sudah mengumumkan pada pekerjanya akan tutup.
Obon mengatakan pihaknya kini mengkhawatirkan "pendompleng krisis", yaitu perusahaan yang memotong hak pekerja mengatasnamakan krisis ekonomi global. Padahal, lanjutnya, tidak semua perusahaan terkena dampak krisis eknomi global.
"Sekarang perusahaan yang tidak kena dampak ikut-ikutan bilang gak mau naikin upah, gak mau ngasih lembur, gak mau segala macam karena krisis," katanya.
FSPMI Kabupaten Bekasi beranggotakan buruh sektor elektronika, otomotif, dan logam. Anggotanya kini mencapai 67 ribu pekerja yang berada di 130 perusahaan dari total 3.000 perusahaan di Kabupaten Bekasi.
AHMAD FIKRI