"Dengan pengetatan impor, mereka melihat kemungkinan memindahkan pabrik ke sini," kata Budi di Jakarta, Jumat (23/1).
Karena itu, Budi optimistis pertumbuhan industri elektronik bisa mencapai antara 5 sampai 7 persen tahun ini. Beberapa perusahaan asing, katanya, sudah mengisyaratkan akan membangun pabrik di Indonesia.
Pada tahun ini, Budi memprediksi nilai produksi sektor elektronik bisa mencapai sekitar Rp 90 triliun, terdiri dari nilai ekspor sekitar Rp 70 triliun, sisanya domestik.
Ketua Asosiasi Perlampuan dan Listrik Indonesia, John Manoppo mengatakan pengetatan impor mendorong peningkatan produksi lampu hemat energi dari produsen domestik yang sekarang hanya 20 persen atau sekitar 30 juta unit dari kapasitas produksi 14 pabrik di Indonesia.
Impor lampu hemat energi kini hanya tinggal 2,3 juta unit per bulan dari biasanya 87,5 juta unit per bulan. Mayoritas, importir mengambil barang dari Cina. Sementara konsumsi masyarakat 10 juta unit per bulan.
"Saya yakin, akan ada banyak lagi pabrik yang dibangun asal Permendag tentang pengetatan impor berjalan secara komprehensif," kata John.
NIEKE INDRIETTA