TEMPO Interaktif, Jakarta: Setelah menyentuh titik terendah dalam satu bulan ini, euro berbalik menguat terhadap dolar Amerika. Ini terjadi setelah gubernur bank sentral Amerika, Ben Bernanke, kemarin menyatakan bahwa kebijakan fiskal sendiri tidak akan memulihkan rontoknya perekonomian Amerika karenanya pemerintah mesti mengambil langkah lebih untuk memperbaiki pertumbuhan ekonomi. Terpelesetnya dolar Amerika terhadap mata uang utama dunia juga sebagai akibat antisipasi pasar terhadap data penjualan ritel Amerika.
Hari ini pasar menantikan data penjualan ritel Amerika yang akan dirilis pada 20.30 WIB atau 13.30 GMT, yang diperkirakan – 1,20 persen dari sebelumnya -1,80 persen.
Pada perdagangan sesi Eropa siang ini, terhadap dolar Amerika, euro menguat dari level 1.3170 ke level 1.3279 sebelum kembali turun ke kisaran 1.3225 ketika dirilis data produk domestik bruto (GDP) Jerman untuk Desember 1,30 persen dari bulan sebelumnya 2,50 persen.
Penguatan euro ini juga dibantu oleh rebound-nya saham-saham Asia Rabu setelah kemarin menderita kerugian. Hari ini saham Nikkei Tokyo naik 0,3 persen setelah jatuh tajam sehari sebelumnya.
Namun, sejumlah analis memperkirakan arah balik tersebut akan terbatas menjelang pengumuman suku bunga Bank Sentral Eropa, ECB, Kamis besok, yang diperkirakan akan memangkas suku bunga 50 basis poin dari 2,5 persen.
Ngarto Februana/Berbagai Sumber