Vice President Corporate and Marketing Communication Telkom Eddy Kurnia mengatakan selama ini dana pensiun Telkom hanya menggunakan Sarijaya sekuritas sebagai broker jual beli saham dengan jumlah transaksi yang sangat kecil.
Namun, Eddy enggan menyebut jumlah transaksi dana pensiun Telkom melalui perusahaan sekuritas itu. "Transaksi dana pensiun Telkom aman karena selalu against payment via custodian," kata Eddy saat dihubungi melalui telepon seluler di Jakarta, Selasa (6/1) malam.
Seperti diketahui, Komisaris Utama PT Sarijaya Permana Sekuritas diduga menggelapkan dana milik sejumlah nasabahnya. Badan Pengawas Pasar Modal dan Lembaga Keuangan (Bapepam-LK) memperkirakan dana yang digelapkan mencapai Rp 240 miliar. Penggelapan itu dilakukan dengan menggunakan dana tanpa izin nasabah.
Otoritas Bursa Efek Indonesia pun menghentikan sementara aktivitas Sarijaya hingga waktu yang belum ditentukan sambil menunggu verifikasi rekening dan aset nasabah.
Awal mula kasus ini diketahui dari review semua anggota bursa. Setelah mendapatkan adanya penyimpangan kemudian dilaporkan ke Badan Pengawas Pasar Modal. Penyimpangan ini diduga dilakukan komisaris utama melakukan transaksi jual beli dengan menggunakan 17 nomine atau 17 nasabah.
Sedangkan nilai investasi dari 17 nasabah tersebut sebesar Rp 245 miliar. Oleh sebab itu untuk mencegah terjadinya pemindahan investasi di internal Sarijaya atau ke luar Sarijaya semua kegiatan transaksi termasuk reksadana dihentikan.
Eddy menjelaskan, dana pensiun Telkom menggunakan 15 perusahaan sekuritas untuk bertransaksi, perusahaan sekuritas itu antara lain Danareksa, Mandiri, CIMB, Vickers, dan Kim Eng.
Terkait penggelapan simpanan yang dilakukan Komisaris Utama Sarijaya, Eddy menegaskan, dana pensiun Telkom tidak mengalami kerugian apa pun karena sama sekali tidak menyimpan dana atau aset untuk dikelola Sarijaya. "Baik dalam bentuk reksadana atau full discretionary," ujar dia.
EKO NOPIANSYAH