TEMPO Interaktif, Jakarta:Harga gula pada bulan depan hingga April mendatang akan naik Rp 500-1.000 per kilogram dari harga semula Rp 6.000 per kilogram. Menurut Kepala Badan Urusan Logistik (Bulog), Mustafa Abubakar, kenaikan harga terjadi karena periode bulan-bulan tersebut di luar musim giling.
"Sekarang harga di konsumen Rp 6.000, dan bulan depan naik menjadi Rp 6.500 hingga 7.000," kata dia, seusai bertemu Wakil Presiden Jusuf Kalla, di kantor Wakil Presiden, Senin (5/1). "Wakil Presiden meminta Bulog menangani distribusi gula dalam negeri."
Sejak 25 November 2008, Mustafa menyatakan, Bulog bekerja sama dengan sejumlah PT Perkebunan Nusantara (PTPN) terkait distribusi gula. Dalam hal ini, Bulog harus memasarkan 282 ribu ton gula PTPN. Hingga akhir akhir 2008, kata dia, Bulog telah memasarkan 104 ribu ton gula. Sisanya, ditargetkan terjual akhir pada bulan depan. "Diharapkan dengan masuknya Bulog bisa menstabilkan harga gula di pasar," ujar Mustafa.
Sebelum PTPN bekerja sama dengan Bulog, ujar Mustafa, harga gula berkisar Rp 4.900 hingga 4.950 per kilogram. Setelah kerjasama, dia melanjutkan, harga gula naik menjadi Rp 5.100 hingga 5.200 per kilogram.
Menurut Mustafa, Bulog akan masuk di jalur distributor satu hingga tiga dari empat tahap distribusi gula sehingga mata rantai distribusi gula dipangkas. "Mata rantai bisa dipangkas habis akan membuat harga di produsen lebih bagus," ujarnya.
Selama ini, Bulog menangani gula produksi PTPN VII, IX, X, XI, dan XIV. Selain itu, PTPN II di Medan juga bekerja sama dengan Bulog. Namun, saat ini stok gula di PTPN II tidak ada. Rencananya, Bulog dan PTPN II akan membuat kontrak baru dengan Bulog karena musim giling diperkirakan terjadi pada Mei.
Mustafa menyatakan Bulog bersama Departemen Perdagangan dan Pertanian di bawah koordinasi Menteri Perekonomian akan mengatur dan mengendalikan gula impor rafinasi secara bertahap. Dia mengakui, selama ini, jumlah gula impor rafinasi cukup besar sehingga terjadi over supply. Bulog optimistis campur tangan institusi itu mampu meningkatkan daya saing gula lokal terhadap gula impor rafinasi.
KURNIASIH BUDI