TEMPO Interaktif, Jakarta: Pemerintah menurunkan target rencana penerbitan Surat Utang Negara netto tahun depan dari kesepakatan semula Rp 103,5 triliun menjadi Rp 54,7 triliun atau turun Rp 48,8 triliun. Hal ini diusulkan dalam revisi RAPBN 2009 untuk mengakomodasi gejolak ekonomi global.
"Dengan krisis global yang terjadi saat ini, perlu segera dilakukan penyesuaian APBN 2009, antara lain penurunan penerbitan SBN sesuai kondisi pasar dan pergeseran sumber-sumber pembiayaan, karena itu SUN dikurangi Rp 48,8 triliun," kata dalam rapat kerja dengan Panitia Anggaran DPR, hari ini.
Menurutnya, penurunan target penerbitan SUN di 2009 karena turunnya minat investor terutama turunnya minat investor dari Amerika dan Eropa yang selama ini menjadi pembeli terbesar. Selain itu perbankan nasional akan membutuhkan likuiditas untuk memberikan kredit.
Sementara itu, defisit tahun depan juga diusulkan turun menjadi 1,3 persen (Rp 71,3 triliun) dari kesepakatan semula sebesar 1,7 persen (Rp 91,8 persen). Untuk menutup pembiayaan defisit, Sri Mulyani mengatakan akan menggunakan SILPA (Sisa Lebih Penggunaan Anggaran) dari surplus penerimaan dan belanja yang belum digunakan yang akan terjadi di 2008.
Kemudian, RDI (Rekening Dana Investasi) yang seharusnya ditarik tahun ini sebesar Rp 3 triliun juga akan digunakan tahun depan.
Gunanto E S