TEMPO Interaktif, Jakarta:Wakil Presiden Jusuf Kalla optimistis pengaruh krisis keuangan global tak sebesar yang terjadi pada Amerika Serikat dan Jepang. Alasannya, kapitalisasi yang ada di pasar modal Indonesia tak sebesar kedua negara itu.
"Seluruh dunia kan melemah," kata Kalla di kantor Wakil Presiden, Jakarta, Jumat (10/10). "Rupiah itu kan zero sum artinya kalau melemah tentu tidak bagus untuk impor tapi bagus untuk ekspor. Jadi kalau di-range seperti itu, ya tidak banyak masalah juga."
Kalla menjelaskan kapitalisai Wall Street lebih dari 100 persen produk domestik bruto Amerika Serikat. Singapura mencapai 1,5 kali Produk Domestik Bruto-nya. Adapun, Indonesia tak lebih dari 20 persen. "Jadi tidak menimbulkan masalah besar dibanding Amerika," katanya.
Sekitar 60 hingga 70 persen saham di bursa dimiliki asing. Otoritas bursa memang belum membuka pasar modal supaya indeks harga saham gabungan tidak terlalu anjlok. Otoritas bursa sengaja menjaga agar dollar tidak keluar dari Indonesia. "Kita tenang-tenang saja dulu. Ya artinya ditutup supaya jangan terlalu bergejolak benar,"
kata dia.
Kalla memperkirakan penarikan modal 10 hingga 20 persen di pasar modal hanya berdampak sekitar dua persen. Penurunan pertumbuhan ekonomi pun pasti terjadi di seluruh dunia. "Kepemilikan itu terbatas," katanya.
Sebelumnya pimpinan otoritas Bursa Saham Indonesia mengindikasikan perdagangan saham akan dibuka kembali pada Senin, mundur dua hari dari rencana hari ini. Penundaan ini disebabkan anjloknya bursa regional.
KURNIASIH BUDI