“Dibandingkan dengan tengkulak, kredit mikro jauh lebih kecil,” ujar Menteri Koordinator Kesejahteraan Rakyat Aburizal Bakrie dalam temu wartawan di Kantornya Rabu Malam (9/10)
Aburizal mengatakan, permasalahan di masyarakat adalah persoalan akses. “Bukan suku bunga,” jelasnya. Sebelum ada kredit mikro ini, rakyat terpaksa meminjam dengan bunga hingga 1 persen per harinya.
Sehingga, meski terjadi kenaikan tingkat suku bunga dari 16 persen menjadi 18 persen, hal itu tidak akan mengurangi minat rakyat untuk meminjam.
Menurutnya, perkembangan kredit yang terbesar saat ini berada di sektor pertanian. “Artinya KUR memotong peranan tengkulak,” imbuh Aburizal.
Dia menegaskan, tahun depan pemerintah akan menambah dana sebesar Rp 1 trilyun untuk kredit Mikro. Sehingga, total KUR yang dikucurkan pada 2009, mencapai sekitar Rp 22,5 hingga Rp 24 trilyun, dengan target sasaran 2,5 juta debitur.
Akhir Agustus 2008 lalu, penyaluran kredit mencapai Rp 10,11 trilyun dengan rata-rata kredit per debitur Rp 8,47 juta. Sementara jumlah peminjam mencapai 1.193.542 orang, dari target 1,5 juta orang.
Tahun ini, sebut Aburizal, pemerintah menargetkan pengucuran kredit ini bisa mencapai Rp 14 trilyun. Namun akibat resesi ekonomi global, lanjutnya, maka realisasi penyaluran diprediksi turun menjadi Rp 12 trilyun.
Dianing Sari