Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Berbagai Kalangan Pertanyakan Bagi Hasil Cepu

image-gnews
Iklan
TEMPO Interaktif, Jakarta:Indonesia Petroleum Association (IPA) mempertanyakan pola bagi hasil antara pemerintah dan kontraktor (Pertamina, ExxonMobil Oil Indonesia, dan pemerintah daerah) di Blok Cepu. Alasannya, ada perbedaan antara split kontrak bagi hasil standar dan yang diterapkan di ladang migas yang berada di wilayah Jawa Tengah dan Jawa Timur itu.Direktur Eksekutif IPA Suyitno Patmosukismo mengatakan, masalah split itu akan dipertanyakan kepada pemerintah. Apakah hal itu suatu kasus atau ada kecenderungan pemerintah untuk melakukan perubahan. "Bila memang ada kecenderungan perubahan, akan kami pelajari," ujarnya di Jakarta. Pekan lalu tim negosiasi Pertamina yang diketuai tim perunding Pertamina, Martiono Hadianto, dan ketua tim negosiasi Exxon, Steve Greenlee, telah menandatangani perjanjian prinsip pengelolaan Blok Cepu. Kedua belah pihak menyepakati pola kombinasi (adjusted split), yaitu gabungan antara bagi hasil dan participating interest (kepemilikan) dengan harga minyak dunia sebagai patokan. Pola itu merupakan yang pertama kali di Indonesia.Umumnya bagi hasil yang diterapkan dalam kontrak bagi hasil untuk minyak (production sharing contract) standar adalah 85 persen bagian pemerintah dan 15 persen bagian kontraktor. Sedangkan untuk gas 70 persen pemerintah dan 30 persen kontraktor.Bagi hasil yang telah disepakati juga mendapatkan tanggapan beragam dari kalangan pengusaha migas. Presiden Direktur PT Caltex Pacific Indonesia Yudiana Ardiwinata menilai bagi hasil tersebut lebih fleksibel. Caltex juga akan mempelajari lebih jauh apakah pola itu lebih menguntungkan perusahaan minyak atau sebaliknya.Michael D. Smith, Kepala Bidang Analisis Energi dari Unit Ekonomi BP Plc. mengatakan, ide pola bagi hasil yang merupakan penggabungan antara participating interest dan bagi hasil cukup bagus. Namun, ia tidak bisa memastikan apakah ide baru ini akan lebih menarik bagi investor. "Kami tidak tahu seberapa menariknya bagi perusahaan minyak," katanya.Presiden Direktur BP Indonesia Anne Waterdrink menyambut baik tercapainya kesepahaman antara tim Pertamina dan ExxonMobil. "Variasi bagi hasil yang didasarkan pada harga minyak merupakan pemecahan masalah yang baik," katanya.Kepala Badan Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas (BP Migas) Kardaya Warnika menjelaskan, pola bagi hasil baru dalam perpanjangan kontrak Cepu tidak serta-merta dapat diterapkan terhadap kontrak lainnya. "Kontrak yang lalu harus tetap dihormati," kata dia.Ia menambahkan, kemungkinan perubahan kontrak selalu ada. Tapi untuk mengubah perlu ada kesepakatan kedua pihak. "Kalau mereka minta tapi kami tidak setuju, ya tidak jadi," ujarnya. Mengenai siapa yang diuntungkan dengan adanya kontrak baru tersebut dapat dilihat dari seberapa besar keuntungan (uang) yang diterima, baik dari perusahaan maupun pemerintah. "Dalam UU itu, masalah bagi hasil tidak diatur. Yang penting memberi keuntungan sebesar-besarnya bagi negara." Retno Sulistyowati/Muhamad Fasabeni - Tempo
Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Penjelasan ExxonMobil Mundur dari Konsorsium Gas Natuna

19 Juli 2017

Exxon Mobil.  REUTERS/Jessica Rinaldi
Penjelasan ExxonMobil Mundur dari Konsorsium Gas Natuna

Kementerian ESDM menjelaskan alasan ExxonMobil mundur dari konsorsium penggarap lapangan gas di perairan Natuna.


Exxon Mundur dari Konsorsium Blok East Natuna

19 Juli 2017

Logo Exxon Mobil. REUTERS/Lucas Jackson
Exxon Mundur dari Konsorsium Blok East Natuna

Selain Exxon, konsorsium perusahaan pengelola Blok East Natura
terdiri dari PT Pertamina (Persero) dan PTT EO (Thailand).


Dinilai Tak Ekonomis, ExxonMobil Akan Hengkang dari East Natuna

18 Juli 2017

Dinilai Tak Ekonomis, ExxonMobil Akan Hengkang dari East Natuna

Dari kajian yang diselesaikan pada Juni 2017 itu didapatkan
bahwa proyek pengembangan gas East Natuna tidak layak
investasi.


Begini ExxonMobil Buktikan Komitmen Berbisnis di Indonesia

28 April 2017

Logo Exxon Mobil. REUTERS/Lucas Jackson
Begini ExxonMobil Buktikan Komitmen Berbisnis di Indonesia

ExxonMobil Lubricants Indonesia berpartisipasi dalam Indonesia
Truckers Club TalkBiz 2017 sebagai bentuk komitmen perusahaan
di Indonesia.


Biaya Produksi Minyak Blok Cepu US$ 2,4 Per Barel

19 April 2017

Pertambangan minyak Exxon Mobil Oil Indonesia Inc
Biaya Produksi Minyak Blok Cepu US$ 2,4 Per Barel

Biaya produksi minyak mentah di Blok Cepu dinilai lebih ekonomis.


Uji Coba, Produksi Minyak Banyu Urip Exxon 200 Ribu Barel

19 April 2017

Exxon Mobil.  REUTERS/Jessica Rinaldi
Uji Coba, Produksi Minyak Banyu Urip Exxon 200 Ribu Barel

ExxonMobil Cepu limited memastikan hasil uji coba produksi
minyak mentah di lapangan Banyuurip, salah satu kawasan blok
Cepu meningkat.


ExxonMobil Tuntaskan Akuisisi InterOil Pekan Ini

21 Februari 2017

Exxon Mobil.  REUTERS/Jessica Rinaldi
ExxonMobil Tuntaskan Akuisisi InterOil Pekan Ini

Pemegang saham InterOil Corporation akhirnya menyetujui rencana penjualan ke ExxonMobil Corporation dengan nilai US$2,5 miliar.


Kapasitas Produksi Blok Cepu Ditargetkan Naik 20 Persen

21 Januari 2017

Pertambangan minyak Exxon Mobil Oil Indonesia Inc
Kapasitas Produksi Blok Cepu Ditargetkan Naik 20 Persen

Saat ini produksi Blok Ceput mencapai 185 ribu barel per hari.


Tanaman Banyak Mati, 4 Tuntutan Warga terhadap ExxonMobil  

18 Agustus 2016

Pertambangan minyak Exxon Mobil Oil Indonesia Inc
Tanaman Banyak Mati, 4 Tuntutan Warga terhadap ExxonMobil  

ExxonMobil menghargai penyampaian aspirasi dan informasi warga melalui dialog.


Kontrak Habis, 7.500 Pekerja Minyak Blok Cepu Menganggur

18 Februari 2016

Pertambangan minyak Exxon Mobil Oil Indonesia Inc
Kontrak Habis, 7.500 Pekerja Minyak Blok Cepu Menganggur

Pemerintah akan memberikan pelatihan dan menyalurkan pekerja ke dua proyek besar di Bojonegoro