PT. Perhutani harus mengembalikan kepercayaan masyarakat dalam pengelolaan hutan di Indonesia. Karena selama ini Perhutani sering mendapatkan tudingan sebagai penyebab banjir dan tanah longsor.
Menurut Direktur Eksekutif Greenomics Indonesia Elfian Effendi, untuk mengembalikan kepercayaan tersebut kinerja perhutani harus mencerminkan nilai ekonomi total (total economic value). Dalam konsep perhutani harus mengeluarkan biaya pemulihan ekologi dan sosial termasuk menyiapkan laporan kepada publik tentang data dan informasi sumber daya yang dikelolanya. Perhutani perlu mengeluarkan data ketersediaan sumber daya yang dapat dieksploitasi dan data proyeksi ketersediaan sumber daya yang tersisa pada akhir tahun, ujarnya dalam seminar nasional Mencari Solusi Pengelolaan Hutan di Jawa, di Gedung BPPT Jakarta, Selasa (10/6).
Sehingga keuntungan Perhutani pertahun menurutnya tidak hanya mencerminkan keuntungan uang melainkan suatu keuntungan bersih yang telah memperhitungkan keuntungan ekologi dan sosisal. Kombinasi antara upaya mencapai maksimalisasi keuntungan ekomoni dengan memperhatikan external ekologi dan sosial merupakan sesuatu hal yang wajar.
Konsep nilai ekomoni total ini bisa berjalan bila perhutani melakukan pendekatan partisipasi masyarakat dalam mengelola hutan di Indonesia. Saatnya sekarang masyarakat memahami cost dan benefit, tegasnya. Melalui pemahaman ini tambahnya, masyarakat mengetahui manfaat, tujuan, distribusi biaya dan dana dalam megelola hutan di Indonesia.
(Edy Can-TNR)