Menurut Adingsih, dalam perdagangan bebas sangat penting untuk memikirkan daya saing nasional. Sementara daya saing nasional Indonesia, dalam pertumbuhannya terlampau banyak dipengaruhi oleh berbagai hal. “Kalau kita tidak dapat meningkatkan daya saing nasional itu, maka akan terjadi tergusurnya produk dalam negeri yang kurang kompetitif,” jelasnya.
Untuk meningkatkan daya saing nasional, kata dia, sekarang ini tidak bisa hanya menggunakan paradigma lama. Paradigma itu meliputi unsur mikro, seperti peningkatan sumber daya manusia (SDM). “Untuk peningkatan SDM dalam bidang pendidikan saja, kita kalah jauh dengan negara tetangga,” kata pengamat ekonomi ini.
Dikatakan Sri, bahwa untuk peningkatan bidang pendidikan, Indonesia hanya menganggarkan 1,4 persen GNP (Gross National Product), sedangkan negara tetangga Malaysia menganggarkan 4,9 persen, Filipina 3,4 persen; dan Singapura 4,8 persen.
Dalam hal ini lingkungan bisnis akan mengambil peranan penting dalam meningkatkan kemampuan daya saing nasional. Yang dimasukkan adalah kemampuan memanfaatkan free trade area untuk meningkatkan daya saing dan juga bagaiman caranya memanfaatkan liberalisasi pasar. (Andi Dewanto)