Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

BPK, Alternatif Lain Mengelola Hutan

image-gnews
Iklan
TEMPO Interaktif, Jakarta:Berdasarkan data Departemen Kehutanan, saat ini terdapat 14,2 juta hektar hutan produksi dalam kondisi mengkhawatirkan. Dephut sedang merumuskan cara mengelola hutan yang lestari itu, salah satunya melalui kebijakan Badan Pengelola Kehutanan (BPK). BPK ini diharapkan akan menjadi kebijakan yang dapat mengimplementasikan prinsip-prinsip kehutanan, yaitu menguntungkan dari segi ekonomi, dari segi sosial mensejahterakan masyarakat dan dari segi lingkungan tetap perkelanjutan.

Hal terbut muncul dalam salam seminmar yang diadakan Departemen Kehutanan di Jakarta, Kamis (8/2). Dalam seminar tersbut dipaparkan memaparkan hasil studi kelayakan BPK di Kalimantan. Studi kelayakan ini merupakan hasil kerjasama antara Dephut dan Universitas Mulawarman.

Dalam laporan itu dijelaskan bahwa BPK dapat menjadi salah satu opsi untuk mengelola hutan bekas HPH yang ada di Kalimantan. Menurut Prof Dr Ir Soeyitno Soedirman, Msc, ketua Tim studi kelayakan itu, BPK dimaksudkan untuk mengganti kebijakan-kebijakan kehutanan masa lalu yang dinilai sangat sentralistik, dan top-down. Kebijakan seperti itu, kata dia, sudah tidak relevan lagi karena tidak sesuai dengan semangat otonomi daerah yang mulai dikembangkan.

Dalam laporan studi kelayakan itu dipaparkan bahwa di daerah, khususnya Kalimantan, telah dilakukan lokakarya untuk mensosialisasikan konsep BPK ini. Dalam beberapa sosialisasi, didentifikasi beberapa kekurangan yang mungkin menghambat pelaksanaan BPK. Misalnya harus ada perumusan yang jelas tentang kewenangan Pemda dan masyarakat yang terlibat dalam BPK itu. Selain itu juga perlu dirumuskan kembali mengenai profit sharing agar lebih berpihak pada masyarakat.

Sekjen Dephut, Soeripto, dalam diskusi ini juga mengemukakan beberapa pokok pikiran agar BPK itu dapat berjalan dengan baik, yaitu BPK haruslah mempunyai landasan yuridis yang kuat. Alasannya, saat ini daerah-daerah telah memanfaatkan hutannya untuk meningkatkan Pendapatan Asli Daerah (PAD) atas inisiatif sendiri. Dengan adanya baju hukum itu, resistensi atas BPK itu nanti diharapkan tidak begitu signifikan.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Selain itu, ia juga menekankan agar sosialisasi BPK haruslah dilakukan secara maksimal. Karena saat ini, menurut dia, ia sering membaca di surat kabar bahwa daerah-daerah menolak dan mencurigai konsep BPK ini.

Ada pun tujuan BPK itu bukanlah untuk mengekspolitasi hutan, tetapi lebih diutamakan untuk mendukung visi sustainable forest management, sehingga hutan tidak lagi dianggap semata-mata sebagai obyek mencari uang. Dalam laporan studi kelayakan Unlam ditekankan bahwa BPK itu berorientasi kepada rehabilitasi, dan konservasi. (Dedet Hardianysah)

Iklan

Berita Selanjutnya



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Ragam 'Sentilan' Pendukung Prabowo-Gibran Lewat Karangan Bunga di MK

1 menit lalu

Belasan karangan bunga dikirim ke Gedung Mahkamah Konstitusi di Jalan Merdeka Barat, Jakarta Pusat pagi ini, 19 April 2024. Karangan bunga tersebut menyatakan dukungannya terhadap paslon 02 Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka dalam sengketa hasil Pilpres yang tengah bergulir. TEMPO/Amelia Rahima Sari
Ragam 'Sentilan' Pendukung Prabowo-Gibran Lewat Karangan Bunga di MK

H-3 putusan sidang sengketa pilpres, pendukung Prabowo-Gibran mengirim karangan bunga ke MK yang berisikan 'sentilan'.


Sidang Promosi Doktor Ignatius Haryanto, Teliti Transformasi Digital Kompas dan Tempo

4 menit lalu

Sidang promosi doktor Ignatius Haryanto Djoewanto atas disertasi berjudul Disrupsi Digital, Journalistic Field (Arena Jurnalistik), dan Transformative Capital Kompas dan Tempo (1995-2020), di FISIP UI, Jumat, 20 April 2024. TEMPO/Intan Setiawanty
Sidang Promosi Doktor Ignatius Haryanto, Teliti Transformasi Digital Kompas dan Tempo

Ignatius Haryanto berharap disertasinya ini dapat memberikan masukan kepada para jurnalis dan media.


Dari Tumor hingga Henti Jantung, Inilah Sederet Istilah Medis yang Kerap Disalahpahami

6 menit lalu

Ilustrasi tumor mata
Dari Tumor hingga Henti Jantung, Inilah Sederet Istilah Medis yang Kerap Disalahpahami

Banyak istilah medis yang sering dipahami dengan keliru. Berikut di antaranya.


Gubernur BI Pastikan Stabilitas Rupiah Terjaga

8 menit lalu

Ilustrasi mata uang Rupiah. Brent Lewin/Bloomberg via Getty Images
Gubernur BI Pastikan Stabilitas Rupiah Terjaga

Per hari ini di Google Finance, nilai tukar rupiah terhadap dolar AS pukul 09.27 WIB berada pada level Rp 16.282.


Kim Sae Ron tak Jadi Tampil di Teater Dongchimi, Mengenal Pementasan Ini

12 menit lalu

Aktris Korea Selatan, Kim Sae Ron. Instagram/@ron_sae.
Kim Sae Ron tak Jadi Tampil di Teater Dongchimi, Mengenal Pementasan Ini

Kim Sae Ron mengundurkan diri sebagai pemain teater Dongchimi, karena masalah kesehatan


KPK akan Periksa Bupati Sidoarjo Hari Ini, Minta Gus Mudhlor Kooperatif

12 menit lalu

Bupati Sidoarjo Ahmad Muhdlor Ali melakukan orasi di parkir selatan Ponpes Bumi Sholawat, Tulangan, Sidoarjo, Jawa Timur, Kamis 1 Februari 2024. ANTARA FOTO/Umarul Faruq
KPK akan Periksa Bupati Sidoarjo Hari Ini, Minta Gus Mudhlor Kooperatif

KPK rencananya memeriksa Bupati Sidoarjo Ahmad Muhdlor Ali alias Gus Muhdlor sebagai tersangka korupsi hari ini


Perhatikan Jumlah Tanduk Kambing di Atap Rumah Limas Palembang, Ini Filosofinya yang Penuh Makna

16 menit lalu

Pada bagian atap Rumah Limas terdapat ornamen menyerupai tanduk kambing dengan jumlah beragam. Jumlah tersebut melambangkan manusia dan Islam. TEMPO/Parliza Hendrawan
Perhatikan Jumlah Tanduk Kambing di Atap Rumah Limas Palembang, Ini Filosofinya yang Penuh Makna

Rumah Limas dibangun dengan perencanaan matang dan penuh dengan pesan moral dan filosofi yang dapat diambil hikmahnya. Salah satunya, di bagian atap rumah Limas terdapat ornamen menyerupai tanduk kambing dengan jumlah beragam.


Dugaan Infeksi Cacar Monyet di Jayapura, Epidemiolog: Lesi Bisa ke Alat Kelamin

17 menit lalu

Cacar monyet. WHO
Dugaan Infeksi Cacar Monyet di Jayapura, Epidemiolog: Lesi Bisa ke Alat Kelamin

Cacar monyet atau Mpox bukanlah penyakit yang berasal dari Indonesia.


Demo di Patung Kuda, Pendukung AMIN Minta MK Diskualifikasi Gibran

17 menit lalu

Massa yang tergabung dalam Aksi 164 menggelar unjuk rasa di kawasan Patung Kuda, Monas, Jakarta, Selasa 16 April 2024. Dalam aksinya massa menuntut Mahkamah Konstitusi memutus sengketa Pilpres 2024 dengan adil. Aksi ini merupakan respons masyarakat terhadap kecurangan yang terjadi dalam kontestasi Pilpres 2024. TEMPO/Subekti.
Demo di Patung Kuda, Pendukung AMIN Minta MK Diskualifikasi Gibran

Pendukung pasangan calon presiden nomor urut satu, Anies Baswedan-Muhaimin Iskandar atau AMIN, berunjuk rasa jelang putusan MK soal gugatan pilpres


4 Rekor Baru Shin Tae-yong Bersama Timnas U-23 Indonesia di Piala Asia U-23 2024

24 menit lalu

Pelatih timnas U-23 Indonesia, Shin Tae-yong, saat konferensi pers menjelang laga melawan tuan rumah Qatar di Piala Asia U-23 2024. Kredit: Tim Media PSSI
4 Rekor Baru Shin Tae-yong Bersama Timnas U-23 Indonesia di Piala Asia U-23 2024

Shin Tae-yong bersama timnas U-23 Indonesia mencatatkan empat rekor baru di Piala Asia U-23 2024 setelah kemenangan 1-0 atas Australia di laga kedua.