Analis pasar senior di Oanda, Edward Moya, menyatakan kekhawatiran resesi yang melonjak melumpuhkan selera untuk aset berisiko. "Dan itu membuat pedagang kripto tetap berhati-hati untuk membeli Bitcoin di posisi terendah ini,” ujarnya.
Sebelumnya bank sentral Amerika Serikat atau The Federal Reserve (The Fed) menaikkan suku bunga utamanya pada 15 Juni sebesar tiga perempat poin atau persentase kenaikan terbesar sejak 1994. Para gubernur bank sentral mengisyaratkan bakal terus menaikkan suku bunga secara agresif tahun ini untuk menjinakkan inflasi.
Kebijakan bank sentral AS tersebut merusak aset berisiko seperti kripto dan berkontribusi pada penurunan hingga 70 persen dalam Bitcoin dari level tertinggi sepanjang masa pada November 2021.
Pasar yang mulai meluncur akhir tahun lalu di tengah ekspektasi The Fed yang kurang akomodatif sekarang menunjukkan tanda-tanda tekanan yang lebih luas. Hal ini terjadi setelah runtuhnya blockchain Terra bulan lalu dan keputusan baru-baru ini oleh pemberi pinjaman kripto Celsius Network Ltd. untuk menghentikan penarikan.
Dana lindung nilai kripto Three Arrows Capital pun menderita kerugian besar dan mengatakan sedang mempertimbangkan penjualan aset atau bailout.
Bahkan ketika Bitcoin menembus level di bawah US$ 20.000, data historis menunjukkan bahwa aset kripto terbesar sebenarnya dapat menemukan dukungan utama di sekitar US$ 20.000. Pasalnya, menurut analis Bloomberg Intelligence Mike McGlone, aksi jual sebelumnya menunjukkan Bitcoin bisa menemukan titik ketahanan.
McGlone berpendapat Bitcoin dapat membangun basis sekitar US$ 20.000 seperti yang terjadi pada sekitar level US$ 5.000 ketika periode 2018-2019 dan US$ 300 pada 2014-2015. "Penurunan volatilitas dan kenaikan harga adalah ciri dari toko digital yang matang nilai,” ucapnya.
Pasar kripto sekarang meluncur jauh dari posisi tertingginya, ketika Bitcoin diperdagangkan mendekati US$69.000 dan para pedagang menuangkan uang tunai ke dalam investasi spekulatif dari semua lini.
BISNIS
Baca: Arcandra Tahar Jelaskan Penyebab Sulitnya Harga Minyak Dunia Stabil
Ikuti berita terkini dari Tempo di Google News, klik di sini