TEMPO.CO, Jakarta - Presiden Joko Widodo atau Jokowi melakukan groundbreaking proyek hilirisasi batu bara menjadi dimetil eter (DME) atau gasifikasi batu bara. Pada kesempatan itu Jokowi dan menteri yang terlibat dalam proyek melontarkan beberapa klaim mengenai manfaat dari proyek.
Berikut lima klaim pemerintah, yaitu:
1. Hasilkan Puluhan Ribu Lapangan Kerja
Menteri Investasi / Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal Bahlil Lahadalia mengklaim proyek hilirisasi batu bara menjadi dimetil eter (DME) di Sumatera Selatan menghasilkan puluhan ribu lapangan kerja.
"Pekerjaan ini akan menghasilkan lapangan pekerjaan 12-13 ribu dari konstruksi yang dilakukan oleh Air Products. Kemudian sekitar 11-12 ribu dilakukan di hilir oleh Pertamina. Ditambah lagi begitu existing berproduksi, lapangan pekerjaan disiapkan yang tetap 3 ribu. Itu yang langsung," kata Bahlil saat groundbreaking proyek itu yang disiarkan secara virtual Senin, 24 Januari 2022.
Sedangkan dampak dari efek bergulir atau lapangan kerja yang terbuka secara tidak langsung proyek itu, bisa lebih dari tiga kali lipat dari jumlah yang disebutkan itu.
2. 95 Persen Pekerja dari Indonesia
Bahlil Lahadalia mengklaim 95 persen pekerja pada proyek hilirsasi batu bara menjadi dimetil eter (DME) di Sumatera Selatan dari Indonesia. Proyek ini digarap PT Bukit Asam bersama dengan PT Pertamina dan Air Products & Chemicals Inc. (APCI).
"Bahwa ini lapangan pekerjaannya semua dari Indonesia. Jadi Air Products sudah saya panggil, tenaga kerjanya 95 persen dari Indonesia, yang 5 persen itu hanya masa konstruksi," kata Bahlil saat groundbreaking proyek itu yang disiarkan secara virtual Senin, 24 Januari 2022.
Sedangkan pada masa produksinya, proyek itu akan melibatkan PTBA dan Pertamina.