TEMPO.CO, Jakarta - Direktur Jenderal Minyak dan Gas Bumi Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral atau ESDM, Tutuka Ariadji, membeberkan ihwal pencapaian lifting minyak dan gas bumi atau lifting migas sepanjang tahun 2021 yang belum mencapai target.
Mengutip pernyataan dari Kepala SKK Migas sebelumnya, lifting migas sepanjang 2021 sebesar 1,64 juta barel minyak setara per hari (barrel oil equivalent per day/BOEPD). Angka ini hanya bisa mampu mencapai 96 persen dari target 1,71 juta BOEPD.
Ia mengungkapkan lifting minyak sebesar 660,25 MBOPD (93,65 persen dari target 705 MBOPD), gas bumi 981,98 MBOEPD (97,51 persen dari target 1.007 MBOED). Sedangkan ICP dengan rata-rata sebesar US$ 68,47 per barel atau 152 persen dari target.
Adapun target lifting migas tidak tercapai karena rendahnya posisi awal atau low entry point pada awal 2021. “Unplanned shutdown dan delay field onstream pada beberapa proyek,” kata Ariadji dalam konferensi pers virtual, Rabu, 19 Januari 2022.
Sebelumnya, Kepala SKK Migas Dwi Soetjipto menyebutkan penyebab capaian lifting migas tidak mencapai target karena ada beberapa proyek yang terpaksa mundur seperti Tangguh dan JTB. "Kemudian dampak dari pandemi 2020, serta hal lain,” katanya, Senin lalu, 17 Januari 2022.
Meski begitu, secara keseluruhan, menurut Ariadji, kinerja Dirjen Migas masih memiliki catatan bagus di tengah pandemi Covid-19. “Kita semua berharap pandemi lekas pergi, dan perekonomian Indonesia bisa pulih,” ucapnya.
Berikutnya, Ariadji memaparkan sejumlah capaian kerja sepanjang tahun 2021, yakni:
Wilayah Kerja Konvensional Minyak dan Gas Bumi
Penawaran Wilayah Kerja (WK) pada tahun 2021 melampaui target sebesar 140 persen dari hanya 10 menjadi 14 WK. Pengumuman penawaran WK Minyak dan Gas Bumi (Migas) konvensional dilakukan dua tahap, yaitu penawaran Tahap I pada tanggal 17 Juni 2021 sebanyak 6 WK dan Tahap II pada tanggal 29 November 2021 sebanyak 8 WK.
“Dari penawaran tahap I tersebut, telah diperoleh pemenang dan telah dilaksanakan penandatanganan kontrak kerja sama pada 2 WK yaitu WK Liman dan WK South CPP,” kata Ariadji.
Pemanfaatan Gas Bumi
Kebutuhan gas bumi dalam negeri tercatat sudah dimanfaatkan mencapai 66 persen, turun satu persen dari target 65 persen. Capaian kinerja ini sampai 101 persen, namun begitu pemanfaatan gas di dalam negeri akan terus didongkrak.