Tempo.Co, Jakarta - Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Arifin Tasrif menyampaikan sejumlah capaian di bidang energi sepanjang 2019. Hasilnya, sejumlah aspek seperti Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP), lifting minyak dan gas bumi, serta Investasi sektor energi gagal mencapai target dan turun dari capaian tahun lalu.
Pertama, PNBP sektor energi sebesar Rp 172,9 triliun, hanya mencapai 80 persen dari target tahun 2019 dan turun Rp 44,9 triliun dari capaian tahun lalu. “Ini penyebabnya perbedaan harga ICP (Indonesia Crude Price) dan kurs rupiah,” kata Arifin dalam konferensi pers di Kantor Kementerian ESDM, Jakarta Pusat, Kamis, 9 Januari 2020.
Kedua, investasi sektor energi sebesar Rp Rp 31,9 miliar. Angka ini mencapai 95,5 persen dari target, namun turun Rp 1 miliar dari tahun lalu.
Ketiga, lifting minyak dan gas bumi sebesar 1.806 mboepd (Million of Barrels of Oil Per Day), 89 persen dari target sebesar 2.025 mboepd. Rinciannya, lifting minyak 746 mboepd (96,2 persen target) atau turun 32 mboepd dari tahun lalu. Sementara lifting gas bumi 1.060 mboepd (84,8 persen target) atau turun 79 mboepd.
Kepala Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi atau SKK Migas, Dwi Soetjipto mengatakan penurunan lifting minyak dan gas bumi terjadi karena hasil pengeboran yang beberapa kali tidak sukses. “Seperti di ONWJ, itu ada problem,” kata dia.
Meski demikian, Arifin mengatakan sejumlah capaian positif juga berhasil diraih sepanjang tahun lalu. Salah satunya subsidi energi yang semakin tepat sasaran. “Untuk dialihkan ke belanja yang lebih produktif,” kata dia.
Tahun 2019, realisasi subsidi sebesar Rp 135 triliun, yang terdiri dari Rp Rp 85,7 triliun subsidi BBM/LPG dan Rp 49,7 triliun subsidi listrik. Angka ini lebih rendah dari target sebesar Rp 160 triliun, dimana Rp 100,7 triliun untuk BBM/LPG dan Rp 59,3 triliun untuk subsidi listrik.