Harga Cabai Samarinda Tembus Rp 200 Ribu Per Kilogram
Editor
Ali Akhmad Noor Hidayat tnr
Rabu, 4 Januari 2017 18:36 WIB
TEMPO.CO, Jakarta - Harga cabai di sejumlah pasar tradisional di Kota Samarinda, Kalimantan Timur, dalam tiga hari terakhir melambung hingga Rp 200.000 per kilogram. Kenaikan harga yang cukup tajam ini membuat masyarakat mengeluh
"Saya tidak mengerti mengapa kenaikan harga cabai bisa begitu tinggi, padahal kami sekeluarga kalau makan tidak ada sambal, rasanya kurang nikmat," ujar Nani, ibu rumah tangga yang batal membeli cabai di Pasar Segiri setelah mengetahui lonjakan harga yang begitu tinggi, Rabu, 4 Januari 2017.
Baca : Harga Cabai di Makassar Masih Rp 100 Ribu
Berdasarkan pantauan di sejumlah pasar tradisional di Kota Samarinda, harga cabai yang ditawarkan penjual di los pasar berbeda-beda tetapi tidak jauh dari nilai Rp 200.000 per kilogram untuk masing-masing los dalam satu pasar.
Sementara di dua pasar harganya sama, yakni Rp200.000 per kilogram. Di Pasar Segiri Samarinda, misalnya, harga cabai tiung dijual Rp200.000 per kilogram, cabai rawit Rp 120.000 per kilogram, cabai keriting Rp 45.000 per kilogram, dan cabai merah besar Rp 40.000 per kilogram.
Baca : Harga Cabai Rawit Kian Pedas di Jawa Barat
Di Pasar Kedondong Samarinda harga cabai tiung Rp200.000 per kilogram, cabai rawit Rp 70.000 per kilogram, cabai keriting Rp 40.000 per kilogram, dan cabai merah besar Rp 35.000 per kilogram.
Sedangkan di Pasar Sungai Dama Samarinda harganya relatif lebih murah untuk jenis cabai yang satu, sementara jenis cabai lainnya lebih mahal, yakni cabai tiung seharga Rp150.000 per kilogram, cabai rawit Rp80.000 per kilogram, cabai keriting Rp60.000 per kilogram, dan cabai merah besar Rp50.000 per kilogram.
Baca : Gara-gara Harga Cabai Naik, Ibu-ibu Bojonegoro Tanam di Pot
Menurut Kepala Bidang Perdagangan Dalam Negeri, Dinas Perindustrian, Perdagangan, Koperasi dan UMKM Provinsi Kaltim Muhammad Yunus, kenaikan harga yang cukup tinggi pada konoditas cabai telah berlangsung sejak tiga hari lalu.
"Hari ini dan kemarin harga cabai tiung berada pada kisaran Rp 200 ribu per kilogram. Kenaikan harga disebabkab beberapa hal, di antaranya karena cabai didatangkan dari Jawa dan Sulawesi, sehingga pihak yang menentukan harga adalah daerah penghasil cabai. Sementara hasil pemantauan kami, sekarang cabai di tingkat pedagang masih kosong," ujarnya.
Baca : Harga Cabai di Yogyakarta Naik hingga Rp 90 Ribu per Kilo
Ia memperkirakan tingginya harga cabai karena daerah penghasil sedang mengalami gagal panen akibat banjir, sehingga hanya daerah tertentu, baik di Jawa maupun Sulawesi yang tidak mengalami gagal panen.
Akibatnya, komoditas cabai menjadi barang langka yang kemudian harganya melambung tinggi. Diperkirakan lonjakan harga yang tinggi tersebut tidak akan lama, karena Samarinda khususnya dan Kaltim umumnya, sering mengalami hal yang demikian.
Dari beberapa kali pengalaman yang lalu, paling lama melambungnya harga berlangsung selama 10 hari, setelah itu harga kembali normal. "Saya yakin tidak ada penimbunan cabai oleh pemasok, karena daya tahan cabai hanya lima hari, setelah itu tidak segar lagi. Jadi, ini terjadi mungkin karena faktor cuaca yang mempengaruhi keterlambatan pengiriman atau bisa juga karena daerah penghasil cabai sedang gagal panen," ujar Yunus.
ANTARA