BI: Utang Luar Negeri Didominasi Sektor Swasta  

Reporter

Editor

Selasa, 23 Agustus 2016 13:59 WIB

Jajaran Dewan Gubernur dan pimpinan Bank Indonesia dalam konferensi pers hasil Rapat Dewan Gubernur triwulanan BI, di Kompleks BI, Thamrin, Jakarta, 19 Agustus 2016. Tempo/Ghoida Rahmah

TEMPO.CO, Jakarta - Direktur Eksekutif Departemen Komunikasi Bank Indonesia Tirta Segara mengatakan, berdasarkan kelompok peminjam, utang luar negeri pada akhir triwulan II 2016 sebagian besar terdiri atas utang luar negeri sektor swasta.

"Pada akhir triwulan II, utang luar negeri sektor publik mencapai US$ 158,7 miliar atau 49 persen dari total utang luar negeri. Sementara itu, utang luar negeri sektor swasta mencapai US$ 165,1 miliar atau 51 persen dari total utang luar negeri," ujar Tirta dalam keterangan tertulis, Selasa, 23 Agustus 2016.

Tirta mengatakan utang luar negeri sektor publik naik menjadi 17,9 persen year on year (yoy). Pada triwulan I, utang luar negeri sektor publik hanya meningkat 14 persen (yoy). Sementara itu, utang luar negeri sektor swasta turun 3,1 persen (yoy) atau lebih rendah dibanding penurunan pada triwulan I lalu, yakni 0,5 persen (yoy).

Menurut Tirta, berdasarkan sektor ekonomi, utang luar negeri swasta pada akhir triwulan II ini terkonsentrasi pada sektor keuangan, industri pengolahan, pertambangan, serta listrik, gas, dan air bersih. "Pangsa utang luar negeri keempat sektor tersebut terhadap total utang luar negeri swasta mencapai 75,9 persen," katanya.

Tirta menambahkan, dibanding triwulan I, pertumbuhan tahunan utang luar negeri sektor listrik, gas, dan air bersih meningkat dan pertumbuhan tahunan utang luar negeri sektor industri pengolahan melambat. "Sementara itu, pertumbuhan tahunan utang luar negeri sektor pertambangan dan sektor keuangan mengalami kontraksi yang lebih dalam," tuturnya.

Bank Indonesia mencatat utang luar negeri pada akhir triwulan II 2016 tumbuh 6,2 persen (yoy). Utang luar negeri pada akhir triwulan II ini mencapai US$ 323,8 miliar atau sekitar Rp 4.281,28 triliun. Utang luar negeri jangka panjang tumbuh 7,7 persen (yoy) dan utang luar negeri jangka pendek turun 3,1 persen (yoy).

Berdasarkan kelompok peminjam, pertumbuhan tahunan utang luar negeri sektor publik meningkat dan pertumbuhan tahunan utang luar negeri sektor swasta menurun. "Rasio utang luar negeri terhadap produk domestik bruto (PDB) pada akhir triwulan II 2016 tercatat 36,8 persen, sedikit meningkat dari 36,6 persen pada akhir triwulan I 2016," ujar Tirta.

ANGELINA ANJAR SAWITRI

Berita terkait

Ramai di X Bayar Tunai Ditolak Kasir, BI Buka Suara

3 jam lalu

Ramai di X Bayar Tunai Ditolak Kasir, BI Buka Suara

Bank Indonesia mendorong aktivitas bayar tunai, namun BI mengimbau agar merchant tetap bisa menerima dan melayani pembayaran tunai

Baca Selengkapnya

Aliran Modal Asing Rp 19,77 T, Terpengaruh Kenaikan BI Rate dan SRBI

13 jam lalu

Aliran Modal Asing Rp 19,77 T, Terpengaruh Kenaikan BI Rate dan SRBI

Kenaikan suku bunga acuan atau BI rate menarik aliran modal asing masuk ke Indonesia.

Baca Selengkapnya

Bank Danamon Belum Berencana Naikkan Suku Bunga KPR

19 jam lalu

Bank Danamon Belum Berencana Naikkan Suku Bunga KPR

Bank Danamon Indonesia belum berencana menaikkan suku bunga KPR meski suku bunga acuan BI naik menjadi 6,25 persen

Baca Selengkapnya

Cadangan Devisa RI Akhir April 2024 Anjlok Menjadi USD 136,2 Miliar

1 hari lalu

Cadangan Devisa RI Akhir April 2024 Anjlok Menjadi USD 136,2 Miliar

Posisi cadangan devisa tersebut setara dengan pembiayaan 6,1 bulan impor atau 6,0 bulan impor dan pembayaran utang luar negeri pemerintah.

Baca Selengkapnya

Tak Hanya Naikkan BI Rate, BI Rilis 5 Kebijakan Moneter Ini untuk Jaga Stabilitas Rupiah

5 hari lalu

Tak Hanya Naikkan BI Rate, BI Rilis 5 Kebijakan Moneter Ini untuk Jaga Stabilitas Rupiah

Gubernur BI Perry Warjiyo membeberkan lima aksi BI untuk menjaga stabilitas nilai tukar rupiah di tengah ketidakpastian pasar keuangan global.

Baca Selengkapnya

Bos BI Yakin Rupiah Terus Menguat hingga Rp 15.800 per Dolar AS, Ini 4 Alasannya

5 hari lalu

Bos BI Yakin Rupiah Terus Menguat hingga Rp 15.800 per Dolar AS, Ini 4 Alasannya

Gubernur BI Perry Warjiyo yakin nilai tukar rupiah terhadap dolar AS akan menguat sampai akhir tahun ke level Rp 15.800 per dolar AS.

Baca Selengkapnya

Inflasi April Hanya 0,25 Persen, BI Ungkap Pemicunya

6 hari lalu

Inflasi April Hanya 0,25 Persen, BI Ungkap Pemicunya

BI menyebut inflasi IHK pada April 2024 tetap terjaga dalam kisaran sasaran 2,51 persen, yakni 0,25 persen mtm.

Baca Selengkapnya

Ekonomi NTB Tumbuh Positif, Ekspor Diprediksi Meningkat

8 hari lalu

Ekonomi NTB Tumbuh Positif, Ekspor Diprediksi Meningkat

Perkembangan ekonomi Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB) 2023 tumbuh positif.

Baca Selengkapnya

Meski BI Rate Naik, PNM Tak Berencana Naikkan Suku Bunga Kredit

9 hari lalu

Meski BI Rate Naik, PNM Tak Berencana Naikkan Suku Bunga Kredit

PNM menegaskan tidak akan menaikkan suku bunga dasar kredit meskipun BI telah menaikkan BI Rate menjadi 6,25 persen.

Baca Selengkapnya

BRI Klaim Kantongi Izin Penggunaan Alipay

9 hari lalu

BRI Klaim Kantongi Izin Penggunaan Alipay

Bank Rakyat Indonesia atau BRI mengklaim telah mendapatkan izin untuk memproses transaksi pengguna Alipay.

Baca Selengkapnya