Komisi IX tak Berikan Persetujuan Divestasi Indosat

Reporter

Editor

Selasa, 15 Juli 2003 09:32 WIB

TEMPO Interaktif, Jakarta:Komisi IX tidak memberikan persetujuan kepada pemerintah soal divestasi saham PT Indonesian Satellite Corporation Tbk sebesar sekitar 42 persen. Ini karena pada rapat kerja komisi itu dengan pemerintah pada 19 Nopember, Komisi IX meminta agar divestasi ini dibicarakan lagi dengan komisi lain. Komisi IX tidak dalam posisi untuk menyetujui, kata Faisal Baasyir, anggota komisi IX, kepada wartawan usai pertemuan komisi IX dengan pimpinan dewan, Jakarta Senin (13/1). Menurut fungsionaris Partai Persatuan Pembangunan ini, ketetapan divestasi sejumlah Badan Usaha Milik Negara telah diatur dalam ketetapan MPR dan juga Program Pembangunan Nasional. Oleh karena itu komisi IX tidak berada dalam posisi untuk menyetujui atau menolak divestasi itu. Dalam pemicaraan ini, hadir Ketua DPR Akbar Tanjung, Wakil Ketua DPR Tosari Wijaya, Wakil Ketua Muhaimin Iskandar, anggota komisi IX Faisal Baasyir dan Paskah Suzetta. Sementara Ketua Komisi IX Max Moein tidak hadir dalam rapat itu. Dalam pembicaraan terakhir dengan pemerintah, lajut dia, komisi Keuangan dan Perbankan belum membahas atau menyepakati detail rencana divestasi. Sehingga dalam hal ini belum ada data persetujuan dari komisi IX. Jadi tidak benar kalau dikatakan bahwa sudah mendapat persetujuan dari komisi IX, kata dia. Selain itu, lanjut politisi kawakan ini, dalam proses penjualan saham Indosat sebanyak 8 persen sebelumnya, pemerintah juga tidak berkonsultasi terlebih dahulu. Hal yang sama terjadi dalam proses penjualan saham terakhir. Transaksi penjualan, lanjut dia, justru menimbulkan tanda tanya, ketika salah perusahaan penandatangan transaksi tidak diketahui sejak awal, yaitu Indonesia Communication Limited (ICL). ICL adalah anak perusahaan STTC (Singapore Technologies Telemedia Communication), yang notabene anak perusahaan dari STT (Singapore Tecnologies Telemedia). Selama ini, lanjut dia, komisi IX hanya memberikan panduan dasar bagi divestasi. Panduan itu adalah proses penjualan saham pemerintah di BUMN dilakukan secara selektif, kasus per kasus, dan memperbanyak penyebaran kepemilikan saham kepada masyarakat. Ketika ditanya bahwa jawaban ini menimbulkan kesan DPR hendak cuci tangan atas penjualan aset negara yang menimbulkan kontroversi ini, Faisal mempersilahkan. Kalau kesan, terserah. Pembuktian dari risalah-risalah bisa dibaca, kata dia. Untuk menyelesaikan masalah ini, Dewan berencana melakukan rapat antar komisi sebelum bertemu dengan pemerintah.(Budi RizaTempo News Room)

Berita terkait

Menlu India Tak Terima Komentar Joe Biden tentang Xenofobia

3 menit lalu

Menlu India Tak Terima Komentar Joe Biden tentang Xenofobia

Menteri Luar Negeri India menolak komentar Presiden AS Joe Biden bahwa xenofobia menjadi faktor yang menghambat pertumbuhan ekonomi negaranya.

Baca Selengkapnya

NasDem dan PKB Dukung Prabowo, Zulhas: Biasa Saja, Masyarakat Jangan Baper

3 menit lalu

NasDem dan PKB Dukung Prabowo, Zulhas: Biasa Saja, Masyarakat Jangan Baper

Zulhas menganggap dukungan dari NasDem dan PKB ke Prabowo sebagai sesuatu yang biasa saja. Ia mengimbau masyarakat tak baper.

Baca Selengkapnya

Suhu Panas di Thailand, Petani Pakai Boneka Doraemon untuk Berdoa agar Turun Hujan

7 menit lalu

Suhu Panas di Thailand, Petani Pakai Boneka Doraemon untuk Berdoa agar Turun Hujan

Sejumlah negara Asia Tenggara, termasuk Thailand, mengalami panas ekstrem beberapa pekan ini. Suhu 40 derajat Celcius terasa 52 derajat Celcius.

Baca Selengkapnya

Bima NTB Diguncang Gempa Magnitudo 4,9, Dampak Pergerakan Lempeng Indo-Australia

9 menit lalu

Bima NTB Diguncang Gempa Magnitudo 4,9, Dampak Pergerakan Lempeng Indo-Australia

Gempa M4,9 di area Bima, NTB, dipicu aktivitas lempeng Indo-Australia. Tidak ada gempa susulan dan tidak berpotensi tsunami.

Baca Selengkapnya

Bandara di Jepang Ini Tak Pernah Kehilangan Bagasi Penumpang, Apa Rahasianya?

17 menit lalu

Bandara di Jepang Ini Tak Pernah Kehilangan Bagasi Penumpang, Apa Rahasianya?

Bandara Internasional Kansai Jepang pertama kali dibuka pada 1994, dan diperkirakan melayani 28 juta penumpang per tahun.

Baca Selengkapnya

Mengenal Ali Jasim Pemain Timnas Irak U-23 yang Berharap Indonesia Lolos ke Olimpiade

19 menit lalu

Mengenal Ali Jasim Pemain Timnas Irak U-23 yang Berharap Indonesia Lolos ke Olimpiade

Setelah timnas Indonesia U-23 dikalahkan Irak saat perebutan peringkat ketika Piala Asia U-23 2024, Ali Jasim mengungkapkan harapannya

Baca Selengkapnya

Pedagang Siomay Curi 675 Celana Dalam Wanita Demi Kepuasan Seksual

33 menit lalu

Pedagang Siomay Curi 675 Celana Dalam Wanita Demi Kepuasan Seksual

Polisi menangkap seorang pemuda berinisial J, 31 tahun, karena diduga mencuri ratusan celana dalam wanita dari berbagai indekos

Baca Selengkapnya

Prabowo Ingin Bentuk Presidential Club, Demokrat: Gagasan Politik Tingkat Tinggi

33 menit lalu

Prabowo Ingin Bentuk Presidential Club, Demokrat: Gagasan Politik Tingkat Tinggi

Politikus Demokrat anggap gagasan Prabowo Subianto yang ingin membentuk Presidential Club sebagai politik tingkat tinggi.

Baca Selengkapnya

Pembangunan Jalan Tol Semarang - Demak Dikebut, Ada 2 Alasan

36 menit lalu

Pembangunan Jalan Tol Semarang - Demak Dikebut, Ada 2 Alasan

Juru Bicara Kementerian PUPR Endra S Atmawidjaja mengatakan Jalan Tol Semarang-Demak merupakan proyek strategis nasional (PSN) .

Baca Selengkapnya

Ragam Cerita Orang Tua Temani Anak Ikut UTBK di UNJ

37 menit lalu

Ragam Cerita Orang Tua Temani Anak Ikut UTBK di UNJ

Tak sedikit peserta UTBK di UNJ yang ditemani oleh orang tuanya.

Baca Selengkapnya