TEMPO.CO, Jakarta - Kementerian Pertanian (Kementan) menyatakan hingga saat ini belum ada jeroan dari luar negeri yang masuk ke Indonesia meski sudah diperbolehkan impor terhadap produk ternak tersebut, kata Direktur Pengolahan dan Pemasaran Hasil Peternakan Kementan, Fini Murfiani.
"Kami sudah buka kesempatan impor, tapi bergantung pada respons dari importir, karena Permentannya baru dikeluarkan. Perlu waktu, masih proses," ujarnya di Jakarta, Jumat, 29 Juli 2016.
Peraturan Menteri Pertanian (Permentan) Nomor 34/Permentan/PK.210/7/2016 tentang pemasukan karkas, daging, jeroan, dan/atau olahannya ke wilayah NKRI pengganti Permentan Nomor 58/Permentan/PK.210/11/2015 tentang pemasukan karkas, daging, jeroan, dan/atau olahannya ke dalam wilayah NKRI, impor jeroan sudah bisa dilakukan.
Namun, Fini menegaskan, hingga saat ini realisasi impor jeroan yang masuk masih nihil.
Ia menyatakan, Kementan mencabut larangan impor jeroan sapi ke wilayah Indonesia untuk menstabilkan harga dan memenuhi pasokan kebutuhan dalam kondisi saat ini.
Dia mengatakan, ketika mengimpor sapi, di dalamnya juga terdapat jeroan, sehingga tidak ada bedanya jika ada impor jeroan secara khusus.
"Lagi pula kuliner Indonesia kebanyakan juga menggunakan bahan baku jeroan. Kuliner Indonesia itu dari jeroan, seperti keripik paru. Para pedagangnya mengaku kehabisan bahan baku, makanya kami membolehkan lagi. Tapi tentu dengan analisis dan risiko aspek keamanan pangan," katanya.
Sementara itu, Ketua Asosiasi Pengusaha Importir Daging Sapi Indonesia, Thomas Sembiring, menambahkan bahwa tidak semua komponen jeroan yang bisa masuk ke Indonesia, namun hanya tiga jenis, yakni hati, jantung, dan paru.
ANTARA
Berita terkait
4 Pejabat Kementan Mengaku Terpaksa Penuhi Permintaan Syahrul Yasin Limpo karena Takut Dipecat
11 jam lalu
Empat pejabat di Kementerian Pertanian kompak menjawab terpaksa memenuhi permintaan Syahrul Yasin Limpo karena takut dipecat atau dimutasi.
Baca SelengkapnyaSyahrul Yasin Limpo Disebut Minta Honor Narasumber Rp10 Juta padahal Maksimal Rp4 Juta
16 jam lalu
Bendahara Dirjen PSP Kementerian Pertanian mengaku diminta menyiapkan Rp10 juta untuk honor Syahrul Yasin Limpo sebagai narasumber
Baca SelengkapnyaSaksi Akui Diminta Sewa Pesawat Rp 1,4 Miliar untuk Kunjungan Kerja Syahrul Yasin Limpo ke Maluku dan Anggarkan Beli 12 Sapi Kurban
18 jam lalu
Hermanto diminta untuk menyediakan uang di luar anggaran Kementerian Pertanian untuk membeli sapi kurban buat Syahrul Yasin Limpo.
Baca SelengkapnyaKementan Optimalkan Distribusi Pupuk Bersubsidi dan Bantuan Alsintan
19 jam lalu
Kementan menyalurkan pupuk bersubsidi kepada petani Jawa Barat, juga memberi bantuan 10.000 pompa air.
Baca SelengkapnyaSidang Korupsi Syahrul Yasin Limpo, Jaksa KPK Hadirkan 4 Saksi dari Kementan
21 jam lalu
Jaksa KPK menghadirkan empat saksi dalam sidang bekas Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo alias SYL di Pengadilan Negeri Jakarta Pusat pada Rabu, 8 Mei 2024
Baca SelengkapnyaSaksi Ungkap Syahrul Yasin Limpo Bayar Lukisan Sujiwo Tejo Seharga Rp 200 Juta Pakai Uang Vendor Kementan
2 hari lalu
Saksi menyatakan diminta mengirim Rp 200 juta saat itu juga untuk pembayaran lukisan dari budayawan Sujiwo Tejo yang dibeli oleh Syahrul Yasin Limpo.
Baca SelengkapnyaKuota Pupuk Bersubsidi Naik, Mentan: Segera Tebus
4 hari lalu
Penambahan pupuk subsidi dari 4,7 juta ton menjadi 9,5 juta ton telah mendapat persetujuan dari presiden.
Baca SelengkapnyaIni Alasan Nurul Ghufron Bantu Mutasi ASN Kementan ke Malang Jawa Timur
6 hari lalu
Wakil Ketua KPK Nurul Ghufron menjelaskan perihal laporan dugaan pelanggaran etik yang ditujukan kepadanya soal mutasi ASN di Kementan.
Baca SelengkapnyaUang Korupsi Syahrul Yasin Limpo Mengalir ke Mana? Antara lain Biaya Khitan, Buat Kafe, dan Skincare untuk Cucunya
6 hari lalu
Penggunaan uang korupsi Syahrul Yasin Limpo (SYL) terungkap di pengadilan. Mayoritas digunakan untuk kepentingan keluarga. Apa saja?
Baca SelengkapnyaSempat Meroket Tajam, Harga Bawang Merah Berangsur Turun di Sejumlah Daerah, Ini Fakta-faktanya
9 hari lalu
Harga bawang merah mulai mengalami penurunan di sejumlah daerah.
Baca Selengkapnya