Ini Penyebab Pertumbuhan Ekonomi di Bawah 5 Persen  

Reporter

Editor

Zed abidien

Jumat, 6 Mei 2016 15:08 WIB

Presiden Joko Widodo meninjau pembangunan jalan tol Balikpapan-Samarinda di Balikpapan, Kamis, 24 Maret 2016. (Jokowi/twitter.com)

TEMPO.CO, Jakarta - Direktur Eksekutif Institute for Development of Economics and Finances (Indef) Enny Sri Hartati memaparkan beberapa alasan yang menyebabkan pertumbuhan ekonomi pada triwulan I 2016 ini tak mencapai target 5,2 persen. Menurut dia, pertumbuhan konsumsi rumah tangga yang rendah, yakni 4,94 persen, mengakibatkan pertumbuhan ekonomi hanya 4,92 persen.

"Kalau konsumsi rumah tangga bisa pulih di atas 5 persen, ekonomi pasti bisa tumbuh di atas 5 persen," kata Enny saat dihubungi, Jumat, 6 Mei 2016. Enny menganggap target pertumbuhan ekonomi dari Bank Indonesia pada triwulan I sebesar 5,2 persen, terlalu tinggi. Target itu sulit dicapai karena kredit perbankan di bawah 10 persen. "Padahal kredit itu leading indicator untuk investasi," katanya.

Pada triwulan I ini, menurut Enny, pembentukan modal tetap bruto (PMTB) memang tumbuh 5,5 persen. Namun, pertumbuhan lebih banyak terjadi pada investasi fisik, yakni pembangunan infrastruktur. "Sementara itu, investasi di industri manufaktur turun. Ini dikonfirmasi juga dengan impor bahan baku penolong dan impor barang modal yang turun. Ini menjadi salah satu problem mengapa pertumbuhan ekonomi di bawah 5 persen," tuturnya.

Akhir 2015, ujar Enny, Menteri Keuangan juga menambah utang US$ 50 juta. Namun, pinjaman tersebut tidak terpakai. "Tiba-tiba ada kasus Damayanti (korupsi proyek pembangunan jalan di Maluku). Sehingga, proyek infrastruktur yang seharusnya sudah digeber sejak awal tahun, jadi delay. Jadi kehilangan momentum percepatan investasi," ujarnya.

Problem lainnya, menurut Enny, adalah tak kunjung diimplementasikannya program dana desa. Pada awal tahun ini, pemerintah telah mendistribusikan anggaran dana desa itu, Namun, formulasi program dana desa masih menjadi polemik. "Sehingga stimulus fiskal atau government spending ke pertumbuhan ekonomi sangat rendah di triwulan I. Karena itu, kuncinya adalah efektivitas dari stimulus fiskal pemerintah," tutur Enny.

Pada 4 Mei lalu, Badan Pusat Statistik merilis angka pertumbuhan ekonomi triwulan I 2016 hanya 4,92 persen. Angka pertumbuhan tersebut meningkat dibandingkan triwulan I 2015 yang 4,73 persen. Namun, pertumbuhan ekonomi triwulan ini turun dari triwulan sebelumnya yang sebesar 5,04 persen.

ANGELINA ANJAR SAWITRI

Berita terkait

Sri Mulyani: Pertumbuhan Ekonomi Kuartal Pertama 2024 Tingkatkan Lapangan Pekerjaan

2 jam lalu

Sri Mulyani: Pertumbuhan Ekonomi Kuartal Pertama 2024 Tingkatkan Lapangan Pekerjaan

Kementerian Keuangan mencatat di tengah gejolak ekonomi global perekonomian Indonesia tetap tumbuh dan mendorong peningkatan lapangan pekerjaan.

Baca Selengkapnya

BPS: Pertumbuhan Ekonomi Triwulan I 2024 Tumbuh, Tertinggi Sejak 2015

3 jam lalu

BPS: Pertumbuhan Ekonomi Triwulan I 2024 Tumbuh, Tertinggi Sejak 2015

Badan Pusat Statistik (BPS) mengumumkan pertumbuhan ekonomi Indonesia di triwulan I-2024 yang tercatat 5,11 persen secara tahunan

Baca Selengkapnya

Bandara AH Nasution Sumut Senilai Rp 434,5 Miliar Rampung Dibangun, Menhub: Bisa Tingkatkan Ekonomi Daerah

1 hari lalu

Bandara AH Nasution Sumut Senilai Rp 434,5 Miliar Rampung Dibangun, Menhub: Bisa Tingkatkan Ekonomi Daerah

Proyek pembangunan bandara AH Nasution ini mulai dibangun pada 2020 dengan anggaran sebesar Rp 434,5 miliar.

Baca Selengkapnya

Tak Hanya India, Jepang Juga Kecewa Atas Komentar Joe Biden tentang Xenofobia

1 hari lalu

Tak Hanya India, Jepang Juga Kecewa Atas Komentar Joe Biden tentang Xenofobia

Pemerintah Jepang menanggapi komentar Presiden AS Joe Biden bahwa xenofobia menjadi faktor penghambat pertumbuhan ekonomi di Cina, India dan Jepang.

Baca Selengkapnya

Menlu India Tak Terima Komentar Joe Biden tentang Xenofobia

2 hari lalu

Menlu India Tak Terima Komentar Joe Biden tentang Xenofobia

Menteri Luar Negeri India menolak komentar Presiden AS Joe Biden bahwa xenofobia menjadi faktor yang menghambat pertumbuhan ekonomi negaranya.

Baca Selengkapnya

LPEM FEB UI Perkirakan Pertumbuhan Ekonomi Kuartal Pertama 5,15 Persen

2 hari lalu

LPEM FEB UI Perkirakan Pertumbuhan Ekonomi Kuartal Pertama 5,15 Persen

Pemilu dan beberapa periode libur panjang seperti lebaran berpotensi mendorong konsumsi dan pertumbuhan ekonomi pada kuartal pertama 2024.

Baca Selengkapnya

17 Bandara Internasional Dipangkas, Bagaimana Dampaknya ke Pertumbuhan Ekonomi Daerah?

2 hari lalu

17 Bandara Internasional Dipangkas, Bagaimana Dampaknya ke Pertumbuhan Ekonomi Daerah?

Direktur Utama InJourney Airports, Faik Fahmi mengatakan pemangkasan jumlah bandara internasional tidak bepengaruh signifikan ke ekonomi daerah.

Baca Selengkapnya

Sri Mulyani Sebut Pertumbuhan Ekonomi Global Bakal Stagnan di 3,2 Persen, Bagaimana Dampaknya ke RI?

2 hari lalu

Sri Mulyani Sebut Pertumbuhan Ekonomi Global Bakal Stagnan di 3,2 Persen, Bagaimana Dampaknya ke RI?

Sri Mulyani menyebut perkiraan pertumbuhan ekonomi global pada tahun ini bakal relatif stagnan dengan berbagai risiko dan tantangan yang berkembang.

Baca Selengkapnya

Ekonomi NTB Tumbuh Positif, Ekspor Diprediksi Meningkat

5 hari lalu

Ekonomi NTB Tumbuh Positif, Ekspor Diprediksi Meningkat

Perkembangan ekonomi Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB) 2023 tumbuh positif.

Baca Selengkapnya

Hadiri WEF, Airlangga Beberkan Tantangan RI Ciptakan Lapangan Kerja

7 hari lalu

Hadiri WEF, Airlangga Beberkan Tantangan RI Ciptakan Lapangan Kerja

Menko Perekonomian Airlangga Hartarto bicara besarnya tantangan Indonesia di bidang tenaga kerja, khususnya dalam hal penciptaan lapangan kerja.

Baca Selengkapnya