Kondisi Perbankan Indonesia Tetap Lemah Hingga 2004
Reporter
Editor
Selasa, 15 Juli 2003 08:40 WIB
TEMPO Interaktif, Jakarta:Pengamat ekonomi dari Center for Informationand Development Studies (CIDES) Dr. Umar Juoro mengungkapkan bahwa prospek perbankan nasional Indonsia masih lemah hingga 2004. “Karena [itu] di semua lini mengalami tema yang sama yaitu tema restrukturisasi, konsolidasi, dan transisi,” ujarnya kepada pers, seusai menjadi pembicara dalam seminar bertajuk Strategi Pembangunan Nasional di aula utama gedung Badan Perencanaan dan Pembangunan Nasional (Bappenas), Jumat (11/1). Sebagai contoh, Umar menyebutkan lemahnya kepercayaan di sektor perbankan, akibat belum solidnya langkah yang diambil pemerintah. Masyarakat, kata dia sangat menunggu langkah ke arah perbaikan ekonomi, khususnya sektor perbankan oleh pemerintah. Jika langkah yang diambil dapat mendorong ke arah konsolidasi politik dan demokrasi, maka kepercayaan akan semain tinggi. Demikian juga, keadaan ekonomi dengan sendirinya akan membaik. “Kalau anda lihat, trendnya tidak ke arah yang rusak atau seperti yang saya katakan sebagai stagnasi,” ujarnya. Jika terjadi konsolidasi di sektor perbankan, maka fungsi intermediasi perbankan akan kembali berfungsi secara optimal. Umar juga meberikan beberapa catatan untuk program perbaikan pemerintah. Yakni dengan mengalihkan titik berat perhatian dari konglomerasi kepada bisnis yang sesungguhnya (core business). Termasuk memperkecil jumlah bank. “Maka kami harapkan pasca 2004 perbankan bisa berfungsi optimal sebagai intermediary dalam menyalurkan kredit di sektor riil,” paparnya. (Ika Wirastuti-Tempo News Room)
Berita terkait
Mengenal Sistem Pembobotan Nilai UTBK 2024
1 menit lalu
Mengenal Sistem Pembobotan Nilai UTBK 2024
Salah satu hal yang perlu diketahui peserta adalah sistem pembobotan nilai UTBK 2024.