Marak PHK, Boyolali Justru Butuh 15 Ribu Tenaga Kerja  

Reporter

Editor

Zed abidien

Rabu, 10 Februari 2016 17:12 WIB

REUTERS/Stringer

TEMPO.CO, Boyolali - Di tengah maraknya isu pemutusan hubungan kerja massal akibat pelambatan ekonomi global, Kabupaten Boyolali saat ini justru sibuk mencari 15 ribu tenaga kerja baru.

“Terutama untuk pekerjaan operator mesin jahit,” kata Kepala Dinas Sosial, Ketenagakerjaan, dan Transmigrasi Boyolali Purwanto pada Rabu, 10 Februari 2016.

Purwanto mengatakan dampak pelambatan ekonomi global hingga kini belum terlihat di sejumlah perusahaan di Boyolali. Dia juga mengaku belum mendapat informasi akan adanya rencana PHK dari perusahaan. “Kalau rencana PHK tidak ada, yang ada justru sebagian perusahaan garmen di sini kesulitan mencari tenaga kerja,” kata Purwanto.

Menurut Purwanto, saat ini ada sekitar 600 perusahaan yang masih aktif di Boyolali. Data dari Badan Penanaman Modal dan Pelayanan Perizinan Terpadu, jumlah tenaga kerja di Boyolali pada 2015 sebanyak 37.794 orang atau meningkat 85 persen jika dibandingkan dengan jumlah tenaga kerja pada 2011.

Meski dalam kondisi pelemahan ekonomi global, Purwanto berujar, sejumlah investor masih berdatangan ke Boyolali untuk mendirikan bermacam perusahaan. “Mereka inginnya membangun (pabrik) di wilayah Kota. Tapi kami arahkan ke wilayah utara seperti di Kecamatan Tempel. Selain lahannya masih luas, di wilayah utara banyak calon tenaga kerja,” ujar Purwanto.

Tingginya permintaan tenaga kerja di Boyolali salah satunya berasal dari PT ECO Smart Garment Indonesia (ESGI), produsen pakaian jadi merek internasional yang 100 persen produknya diekspor ke sejumlah negara di Asia, Eropa, dan Amerika Serikat.

Anak perusahaan PT Pan Brothers Tbk itu memiliki empat pabrik di Kecamatan Sambi dan Klego yang baru beroperasi Agustus 2015. “Target kami 12 ribu karyawan. Sekarang baru ada sekitar 9.000 karyawan. Jadi kami masih butuh sekitar 3.000 karyawan,” kata Human Resource Management General Manager PT ESGI, Nurdin Setiawan.

Di Kecamatan Mojosongo, PT Pan Brothers dan dua anak perusahaan lain juga memiliki lima pabrik garmen yang dibangun secara bertahap sejak 2011. Menurut Nurdin, lima pabrik tersebut masih membutuhkan sekitar 2.500 karyawan. “Di Kabupaten Sragen, PT Pan Brothers juga punya satu pabrik yang masih kekurangan sekitar 200 karyawan,” ucap Nurdin.

Menurut Kepala Bidang Hubungan Industrial dan Pengawasan Ketenagakerjaan Dinsosnakertrans Boyolali Jaka Santosa, tidak ada satu pun perusahaan di Boyolali yang mengajukan penangguhan pembayaran gaji karyawannya sesuai dengan UMK 2016 sebesar Rp 1.403.500.

“Saat ini kami masih mendata kondisi perusahaan di Boyolali secara menyeluruh,” tutur Jaka. Jika sudah mengantongi data hal ihwal perusahaan yang akurat, Jaka optimistis pihaknya bisa memetakan potensi kerawanan kasus ketenagakerjaan di Boyolali sekaligus menentukan langkah antisipasinya.



DINDA LEO LISTY


Berita terkait

Wawancara Eksklusif Duta Besar Ina Lepel: Begini Cara Jerman Atasi Kekurangan Tenaga Kerja Terampil

3 hari lalu

Wawancara Eksklusif Duta Besar Ina Lepel: Begini Cara Jerman Atasi Kekurangan Tenaga Kerja Terampil

Dubes Jerman untuk Indonesia menjelaskan tentang UU terbaru yang diterapkan untuk mengatasi kekurangan tenaga kerja terampil di Jerman.

Baca Selengkapnya

Kerja dan Tinggal di Jerman Semakin Mudah dengan Peraturan Baru, Simak Ketentuannya

4 hari lalu

Kerja dan Tinggal di Jerman Semakin Mudah dengan Peraturan Baru, Simak Ketentuannya

Berikut peraturan baru untuk mempermudah proses mencari kerja di Jerman bagi warga negara di luar Uni Eropa.

Baca Selengkapnya

Pabrik Sepeda Motor Listrik Yadea Teknologi Indonesia di Karawang Bakal Serap 3.000 Tenaga Kerja

4 hari lalu

Pabrik Sepeda Motor Listrik Yadea Teknologi Indonesia di Karawang Bakal Serap 3.000 Tenaga Kerja

Pabrik sepeda motor listrik PT Yadea Teknologi Indonesia mulai dibangun di Kawasan Industri Suryacipta Kabupaten Karawang, Jawa Barat.

Baca Selengkapnya

Survei Buktikan Jobseeker dengan Keterampilan AI Lebih Laku di Pasar Tenaga Kerja

17 hari lalu

Survei Buktikan Jobseeker dengan Keterampilan AI Lebih Laku di Pasar Tenaga Kerja

Keterampilan menguasai AI semakin dicari oleh perusahaan di skala global. Belum diimbangi skema pendidikan yang tepat.

Baca Selengkapnya

Lowongan Kerja Tergerus AI, Pakar Unair: Pekerja Skill Rendah Semakin Tertekan

25 hari lalu

Lowongan Kerja Tergerus AI, Pakar Unair: Pekerja Skill Rendah Semakin Tertekan

Pakar Unair mewanti-wanti regulator soal bahaya AI terhadap dunia kerja. AI bisa menyulitkan angkatan kerja baru, terutama yang memiliki skill rendah.

Baca Selengkapnya

Top 3 Dunia: Jepang Krisis Tenaga Kerja Hingga Profil Cawapres AS Nicole Shanahan

51 hari lalu

Top 3 Dunia: Jepang Krisis Tenaga Kerja Hingga Profil Cawapres AS Nicole Shanahan

Berita Top 3 Dunia pada Rabu 27 Maret 2024 diawali oleh Duta Besar Jepang untuk Indonesia mengungkap alasan negaranya membuka banyak loker bagi WNI

Baca Selengkapnya

Jepang Krisis Tenaga Kerja, Butuh Banyak Pekerja dari Indonesia

52 hari lalu

Jepang Krisis Tenaga Kerja, Butuh Banyak Pekerja dari Indonesia

Duta Besar Jepang untuk Indonesia mengungkap alasan negaranya banyak membuka lowongan kerja bagi warga negara Indonesia.

Baca Selengkapnya

Jerman Krisis Tenaga Kerja, Minta Pelajar Sopiri Trem

55 hari lalu

Jerman Krisis Tenaga Kerja, Minta Pelajar Sopiri Trem

Jerman sedang mengalami krisis tenaga kerja sehingga meminta anak muda magang menjadi sopir trem.

Baca Selengkapnya

Kenapa Cari Kerja Susah Sekarang? Ini Penjelasannya

57 hari lalu

Kenapa Cari Kerja Susah Sekarang? Ini Penjelasannya

Pertumbuhan ekonomi RI tidak diikuti penyerapan kerja yang optimal.

Baca Selengkapnya

Sandiaga Uno: Nilai Tambah Ekonomi Kreatif Capai Rp 1,4 Triliun

14 Maret 2024

Sandiaga Uno: Nilai Tambah Ekonomi Kreatif Capai Rp 1,4 Triliun

Menteri Sandiaga Uno menyebut nilai tambah ekonomi kreatif mencapai Rp 1,4 triliun. Melampaui target.

Baca Selengkapnya