Merugi, Yahoo PHK 9.000 Karyawannya  

Rabu, 3 Februari 2016 09:04 WIB

Kantor Yahoo. straitstimes.com

TEMPO.CO, San Fransisco - Yahoo Inc memangkas jumlah tenaga kerjanya hingga 15 persen. Pemutusan hubungan kerja yang berarti mengurangi karyawan sekitar 9.000 orang hingga akhir 2016 ini bertujuan agar perusahaan Internet multinasional ini kembali ke profitabilitas.

Pemangkasan jumlah karyawan ini tak lepas dari kinerja keuangan perusahaan yang mencatat kerugian sebesar US$ 4.3 miliar pada tahun berjalan. "Ini adalah rencana yang kuat untuk menyerukan perubahan berani dalam produk dan sumber daya," ujar CEO Yahoo Marissa Mayer, Rabu, 3 Februari 2016.

Baca juga: Harga Minyak Anjlok, SKK Migas: Jangan Lakukan PHK

Mayer yakin rencana pemecatan sejumlah tenaga kerja ini akan mencerahkan masa depan Yahoo. "Meningkatkan daya saing kami dan daya tarik untuk pengguna, pengiklan, dan mitra," katanya.

Pada Desember tahun lalu, Yahoo mengumumkan membalikkan rencana untuk menjual sahamnya di e-commerce Cina, Alibaba. Pembatalan itu diambil karena tekanan dari beberapa investor.

Selain PHK karyawan, Yahoo berfokus untuk membuat mesin pencari, e-mail, dan situs blog Tumblr menjadi lebih menarik bagi pengiklan sekaligus tampil menarik dalam tampilan telepon seluler.

Baca juga: Ribuan Pekerja di Malang Dipecat Selama 2015, Ini Alasannya

Perusahaan asal California, Amerika Serikat, ini juga ingin melangsingkan lini produknya. "Sebagai hasil dari rencana ini, Yahoo diperkirakan akan kembali ke pertumbuhan sedang dan percepatan pertumbuhan pada tahun 2017 dan 2018," ujar Mayer. Yahoo memperkirakan, pemotongan lini produk saja bisa menghasilkan US$ 1 miliar.

Tak hanya Yahoo sebagai perusahaan yang tertekan, Mayer juga mendapat tekanan dari investor untuk mundur sebagai kepala eksekutif. "Kami ingin melihat harga saham yang lebih tinggi, dan kami pikir Marissa dan tim manajemennya saat ini telah menjadi halangan untuk itu," kata Eric Jackson, direktur manajer dari SpringOwl. Saham Yahoo turun 1,4 persen setelah jam perdagangan.

BBC | REZKI ALVIONITASARI

Berita terkait

Senjata AS Digunakan dalam Serangan Israel ke Lebanon, Diduga Langgar Hukum Internasional

9 menit lalu

Senjata AS Digunakan dalam Serangan Israel ke Lebanon, Diduga Langgar Hukum Internasional

Sejak 7 Oktober, 16 pekerja medis tewas akibat serangan udara Israel di Lebanon, dan 380 orang lainnya tewas termasuk 72 warga sipil.

Baca Selengkapnya

Pabrik Sepatu Bata Tutup, Kemenperin akan Panggil Manajemen Perusahaan

13 jam lalu

Pabrik Sepatu Bata Tutup, Kemenperin akan Panggil Manajemen Perusahaan

Kementerian Perindustrian merekomendasikan pembukaan kembali pabrik sepatu Bata karena banyak pekerja yang terdampak.

Baca Selengkapnya

Israel Usir Ratusan Ribu Warga Palestina dari Rafah, Hamas: Ini Eskalasi Berbahaya!

15 jam lalu

Israel Usir Ratusan Ribu Warga Palestina dari Rafah, Hamas: Ini Eskalasi Berbahaya!

Pejabat senior Hamas, kelompok pejuang Palestina yang menguasai Gaza, mengatakan perintah evakuasi Israel bagi warga Rafah adalah "eskalasi berbahaya

Baca Selengkapnya

Pagar Gedung Putih AS DItabrak Mobil, Sopir Tewas di Tempat

15 jam lalu

Pagar Gedung Putih AS DItabrak Mobil, Sopir Tewas di Tempat

Sebuah mobil menabrak pagar Gedung Putih pada Sabtu malam. Sopir langsung tewas di tempat kejadian.

Baca Selengkapnya

Pertama Sejak 7 Oktober, Amerika Serikat Sempat Tunda Pengiriman Amunisi ke Israel

15 jam lalu

Pertama Sejak 7 Oktober, Amerika Serikat Sempat Tunda Pengiriman Amunisi ke Israel

Amerika Serikat sempat menunda pengiriman amunisi senjata ke Israel pekan lalu hingga membuat para pejabat Israel khawatir

Baca Selengkapnya

Israel Usir Ratusan Ribu Warga Palestina dari Rafah, Siap Lancarkan Serangan Darat

15 jam lalu

Israel Usir Ratusan Ribu Warga Palestina dari Rafah, Siap Lancarkan Serangan Darat

Tentara Israel pada Senin 6 Mei 2024 mengusir ratusan ribu warga Palestina di Kota Rafah, selatan Jalur Gaza.

Baca Selengkapnya

Pertama Kalinya, AS Tunda Pengiriman Senjata ke Israel

18 jam lalu

Pertama Kalinya, AS Tunda Pengiriman Senjata ke Israel

Ditundanya pengiriman senjata dari Amerika Serikat membuat pemerintah Israel kebingungan.

Baca Selengkapnya

Mahasiswa di Malang Gelar Aksi "Solidarity Camp for Palestine"

18 jam lalu

Mahasiswa di Malang Gelar Aksi "Solidarity Camp for Palestine"

Aksi ini terinspirasi dari gerakan demonstrasi masif dan berskala besar yang dilakukan para mahasiswa di AS, Eropa, dan sejumlah negara lain.

Baca Selengkapnya

Mahasiswa Irlandia Berkemah di Trinity College Dublin untuk Protes Pro-Palestina

2 hari lalu

Mahasiswa Irlandia Berkemah di Trinity College Dublin untuk Protes Pro-Palestina

Mahasiswa Irlandia mendirikan perkemahan di Trinity College Dublin untuk memprotes serangan Israel di Gaza.

Baca Selengkapnya

AS: Israel Belum Sampaikan Rencana Komprehensif Soal Invasi Rafah

2 hari lalu

AS: Israel Belum Sampaikan Rencana Komprehensif Soal Invasi Rafah

Israel belum menyampaikan kepada pemerintahan Presiden Amerika Serikat Joe Biden ihwal "rencana komprehensif" untuk melakukan invasi terhadap Rafah.

Baca Selengkapnya