Tim Indonesia Bangkit: Pengangguran Mencapai 11,6 Persen

Reporter

Editor

Senin, 13 Februari 2006 16:33 WIB

TEMPO Interaktif, Jakarta: Tim Indonesia Bangkit (TIB) menilai pengangguran pada bulan ini semakin meningkat menjadi 12 juta orang atau 11,5-11,6 persen. "Industri sudah tidak mampu lagi menahan beban, dan karena insentif yang diberikan pemerintah terlalu kecil," kata Fadhil Hasan, anggota TIB di Jakarta, Senin (13/2).Sebelumnya, pada 2004 pengangguran sekitar 9,8 persen dan 2005 meningkat menjadi 10,3 persen. Menurutnya kecenderungan ini akan terus meningkat. "Insentif yang diberikan pemerintah akibat BBM dan rencana kenaikan tarif listrik hanya merupakan pengalihan obyek dengan nilai yang sama dengan beban awal. Industri juga mengancam akan melakukan pemecatan yang bakal meningkatkan jumlah pengangguran," katanya.Apalagi saat ini indeks produksi manufaktur terus bergerak ke skala negatif. Beberapa industri padat karya semakin banyak yang tutup, misalnya industri logam, kulit, kayu dan sepatu. "Sebenarnya industri bisa saja digenjot namun jika tidak ada demand (permintaan) dari konsumen percuma saja. Daya beli masyarakat semakin berkurang," ujarnya. Menurutnya, pengusaha akan menunda investasi. Pengusaha tidak akan meningkatkan investasi peralatan atau pabrik. Mereka hanya akan meningkatkan ekspansi kapasitas produksi dengan melaksanakan kerja lembur. "Apalagi harus menambah jumlah pekerja, investasi yang mereka keluarkan masih untuk jangka pendek. Mereka melihat kondisi kebijakan investasi masih memberatkan pengusaha," kata Fadhil.Selain itu, para pengusaha masih merasa takut untuk mencairkan kredit. "Ada rasa takut dari pengusaha dalam pengembaliannya dan kondisi yang masih kurang kondusif," Fadhil menjelaskan.Ditambah lagi, RUU Investasi dan RUU Tenaga kerja yang belum selesai dibahas revisinya. Undang-undang Investasi ini dinilai kurang mendukung investor. Malah dikatakan ini merupakan pesanan dari World Bank dan isinya sangat liberal yang menguntungkan investor bermodal besar. "Diperkirakan beberapa tahun ke depan akan terjadi deindustrialisasi," kata Imam Sugema, anggota Tim Indonesia Bangkit.Diharapkan, pemerintah mendesain kebijakan secara tepat kerangka kerja yang benar. Diantaranya dengan memberikan insentif yang mendukung investasi, bukan sekadar pengalihan beban. Hal ini juga mesti tercermin dalam budget, dengan mengalokasikan minimal satu persen dari pendapatan domestik bruto (PDB). "Jika skalanya kurang dari itu (satu persen), tidak ada dampaknya bagi dunia usaha," Imam menjelaskan. Eko Ari Wibowo

Berita terkait

Dampak Perang Gaza, Angka Pengangguran di Palestina di Atas 50 Persen

40 hari lalu

Dampak Perang Gaza, Angka Pengangguran di Palestina di Atas 50 Persen

ILO memperkirakan jika perang Gaza masih berlanjut sampai akhir Maret 2024, maka angka pengangguran bisa tembus 57 persen.

Baca Selengkapnya

2 Ribu Siswa SMA Program Double Track di Jawa Timur Dapat Pelatihan Digital

59 hari lalu

2 Ribu Siswa SMA Program Double Track di Jawa Timur Dapat Pelatihan Digital

Ribuan peserta itu terdiri dari siswa asal 52 SMAN maupun SMA swasta, serta remaja dari 10 lembaga non formal di Jawa Timur.

Baca Selengkapnya

Rupiah Pekan Ini Berpotensi Menguat, Apa Pemicunya?

26 Februari 2024

Rupiah Pekan Ini Berpotensi Menguat, Apa Pemicunya?

Pengamat Pasar Uang, Ariston Tjendra, mengatakan rupiah bisa bergerak ke arah Rp 15.500 per dolar AS pada pekan ini.

Baca Selengkapnya

Philadelphia Jadi Kota 'Zombie', Apa Penyebabnya?

24 Februari 2024

Philadelphia Jadi Kota 'Zombie', Apa Penyebabnya?

Wilayah Philadelphia di Amerika Serikat kini heboh karena disebut Kota 'Zombie', Kenapa?

Baca Selengkapnya

Generasi Muda di Cina Kini Lebih Senang Rebahan, Ogah Kerja Keras

15 Februari 2024

Generasi Muda di Cina Kini Lebih Senang Rebahan, Ogah Kerja Keras

Di tengah melemahnya perekonomian Cina, generasi muda di sana lebih senang rebahan dibandingkan bekerja keras.

Baca Selengkapnya

Pengungsi Ukraina di Jerman Belum Terserap Sektor Tenaga Kerja

7 Februari 2024

Pengungsi Ukraina di Jerman Belum Terserap Sektor Tenaga Kerja

Hanya 25,2 persen pengungsi Ukraina di Jerman yang saat ini berstatus bekerja. Angka itu cukup kecil jika dibanding negara Eropa lainnya.

Baca Selengkapnya

Somalia, Negara Paling Korup di Dunia Versi Transparency International

1 Februari 2024

Somalia, Negara Paling Korup di Dunia Versi Transparency International

Transparency International telah merilis hasil Indeks Persepsi Korupsi. Berikut profil Somalia, negara paling korup di dunia.

Baca Selengkapnya

Anies Janji Evaluasi UU Cipta Kerja, Bandingkan Tingkat Pengangguran Era Jokowi Vs SBY

29 Januari 2024

Anies Janji Evaluasi UU Cipta Kerja, Bandingkan Tingkat Pengangguran Era Jokowi Vs SBY

Calon Presiden nomor urut satu Anies Baswedan berjanji bakal mengkaji ulang UU Ciptaker yang tidak memberikan rasa keadilan untuk pekerja kerah biru.

Baca Selengkapnya

Cak Imin: Kesejahteraan Bukan untuk Segelintir Elite, Bukan untuk yang Ingin Berkuasa Terus-menerus

24 Januari 2024

Cak Imin: Kesejahteraan Bukan untuk Segelintir Elite, Bukan untuk yang Ingin Berkuasa Terus-menerus

Cawapres Muhaimin Iskandar atau Cak Imin menegaskan pemerataan pembangunan menjadi salah satu prioritas program jika AMIN terpilih pada Pemilu 2024.

Baca Selengkapnya

Anies Baswedan Sebut Investasi di Batam Padat Modal: Akibatnya Banyak Pengangguran

20 Januari 2024

Anies Baswedan Sebut Investasi di Batam Padat Modal: Akibatnya Banyak Pengangguran

Anies Baswedan menyebut karakter investasi di Batam yang padat modal menyebabkan banyak pengangguran karena tenaga kerja tidak terserap.

Baca Selengkapnya