Wakil Presiden Jusuf Kalla, memberikan keterangan kepada awak media seusai melakukan pertemuan tertutup dengan sejumlah petinggi grup Bank Dunia, di kantor Wakil Presiden, Jakarta, 12 November 2015. TEMPO/Imam Sukamto
TEMPO.CO, Jakarta - Wakil Presiden Jusuf Kalla mengharapkan bunga kredit perbankan yang mencapai "double digit" atau kdi atas 10 persen bisa diturunkan sehingga bisa menggairahkan realisasi investasi di Indonesia.
"Salah satu persoalan yang dihadapi Indonesia saat ini adalah tingginya bunga kredit perbankan yang mencapai double digit atau di atas 10 persen, kita harap bisa diturunkan sehingga bisa menggairahkan investasi di Indonesia," kata Wapres di Hotel Borobudur, Jakarta, Selasa, 1 Desember 2015.
Dia berharap bunga perbankan bisa turun sampai dengan lima persen, seperti halnya yang terjadi dengan banyak negara maju di dunia, sehingga Indonesia bisa terlepas dari anggapan mahalnya sektor jasa keuangan. "Kami harap 5 persen bunganya. Tidak ada negara yang maju, jika bunganya tidak rendah," ujarnya.
Wapres mengatakan dirinya telah membicarakan hal tersebut dengan Menteri Keuangan Bambang Brodjonegoro dan Gubernur Bank Indonesia Agus Martowardojo untuk bisa mencari sisi yang bisa mendorong bunga kredit lebih rendah.
"Kita sudah bicara panjang dan akan kami evaluasi. Karena memang keinginan investor untuk berinvestasi selalu dibandingkan dengan Vietnam atau negara lain," ucapnya.
Hal tersebut dikarenakan adanya pemikiran bahwa biaya untuk menanam investasi di Indonesia lebih tinggi. "Asing bisa memberikan bunga 1 persen sementara kita 12 persen, mana mungkin kita bisa bersaing," tuturnya.
Sementara itu, terkait Usaha Kecil Menengah (UKM), tambah Wapres, pemerintah telah mengeluarkan kebijakan dengan penambahan subsidi bunga, sehingga dari bunga yang tadinya 22 persen, saat ini turun menjadi 12 persen dan tahun depan ditargetkan menjadi 9 persen. "Kalau UKM, kami pastikan 9 persen untuk tahun depan," ucapnya.
Sri Mulyani Beberkan Efek Konflik Timur Tengah ke Indonesia, Mulai dari Lonjakan Harga Minyak hingga Inflasi
8 hari lalu
Sri Mulyani Beberkan Efek Konflik Timur Tengah ke Indonesia, Mulai dari Lonjakan Harga Minyak hingga Inflasi
Menteri Keuangan Sri Mulyani mengatakan tensi geopolitik di Timur Tengah cenderung meningkat dan menjadi fokus perhatian para pemimpin dunia. Ia menegaskan kondisi ini mempengaruhi beberapa dampak ekonomi secara signifikan.