Dua Tantangan Utama BPJS Kesehatan

Reporter

Rabu, 2 Desember 2015 02:15 WIB

Petugas melayani warga di Kantor Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) Ketenagakerjaan Sulsel, 1 Juli 2015. BPJS akhirnya secara resmi beroperasi penuh mulai 1 Juli 2015, yang ditandai dengan tambahan program Jaminan Pensiun. TEMPO/Hariandi Hafid

TEMPO.CO, Jakarta - Direksi baru Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) Kesehatan memiliki dua tantangan utama agar badan tetap bisa berjalan. Riduan, Direktur Keuangan dan Investasi Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) Kesehatan mengatakan persoalan mendasar masih sulitnya ekspansi peningkatan benefit oleh BPJS Kesehatan dikarenakan iuran yang tidak berimbang dengan layanan manfaat yang dijamin.


"Benerin besaran iuran. Semuanya . Lama lama ndak imbang kalau PBI terus yang dinaikan," kata Riduan seperti yang dikutip dari Bisnis Indonesia, Selasa (1 Desember 2015).


Dia mengatakan setelah persoalan iuran yang direkomendasikan aktuaris terbentuk maka setelah itu badan dapat bergerak dalam pemberian manfaat baik ke peserta maupun ke penyelenggara layanan kesehatan.


Riduan yang tidak lagi mencalonkan diri sebagai direksi baru itu mengatakan peningkatan kemampuan pelayanan primer seperti puskesmas maupun dokter keluarga akan membuat efisiensi lebih tinggi.


Saat ini telah ditetapkan 144 rumah penyakit diselesaikan di pelayanan primer. Jika tingkat rujukan dapat diminimalisir maka akan meningkatkan efisiensi. Penetapan tarif yang seragam untuk penyakit yang sama di semua rumah sakit juga akan meningkatkan efisiensi. "Saat ini tarif rumah sakit tidak single untuk tindakan dan rawatan yang sama," katanya.


Sementara untuk anggaran 2016, Riduan mengatakan pihaknya masih terus melakukan pembahasan. Setelah pagu indikatif di APBN 2016 ditetapkan iuran Rp 23 ribu, badan masih akan mengalami defisit Rp9 triliun.


Untuk itu pihaknya mengusulkan salah satu yang dapat dilakukan adalah menaikan tarif peserta mandiri menjadi Rp 30 ribu untuk kelas III, Rp 50 ribu kelas II dan Rp 80 ribu untuk kelas I. "Baru usulan, belum ditetapkan. Dari kenaikan ini maka akan menambah pemasukan Rp 2,5 triliun," katanya.


Pemerintah sendiri dalam APBN 2016 menyiapkan cadangan suntikan Rp 6,8 triliun untuk menutup selisih keuangan ini.

Berita terkait

Begini Komentar Edin Terzic setelah Bawa Borussia Dortmund Lolos ke Final Liga Champions dengan Singkirkan PSG

8 menit lalu

Begini Komentar Edin Terzic setelah Bawa Borussia Dortmund Lolos ke Final Liga Champions dengan Singkirkan PSG

Borussia Dortmund menyingkirkan PSG di babak semifinal Liga Champions. Klub Liga Jerman ini lolos ke final dengan mengantongi agregat 2-0.

Baca Selengkapnya

Menteri PUPR Banding Atas Gugatan JATAM Kaltim, Tutupi Informasi Soal Proyek Air dan Sponge City IKN

8 menit lalu

Menteri PUPR Banding Atas Gugatan JATAM Kaltim, Tutupi Informasi Soal Proyek Air dan Sponge City IKN

Komisi Informasi Pusat mengabulkan sebagian gugatan JATAM Kaltim soal keterbukan informasi proyek air dan sponge city di IKN.

Baca Selengkapnya

Mabes Polri Diduga Impor Belasan Alat Sadap, Pengamat Sebut Pengadaannya Harus Transparan

12 menit lalu

Mabes Polri Diduga Impor Belasan Alat Sadap, Pengamat Sebut Pengadaannya Harus Transparan

Pengamat kepolian mengatakan alat sadap tidak termasuk teknologi alutsista sehingga pengadaanya harus transparan dan terbuka ke publik.

Baca Selengkapnya

LPEM FEB UI Komentari Pertumbuhan Ekonomi Indonesia Tertinggi Sejak 2015

19 menit lalu

LPEM FEB UI Komentari Pertumbuhan Ekonomi Indonesia Tertinggi Sejak 2015

LPEM FEB UI memaparkan secara keseluruhan pertumbuhan ekonomi masih cenderung stagnan.

Baca Selengkapnya

Hasil Liga Champions: Borussia Dortmund Lolos ke Babak Final, Singkirkan PSG dengan Agregat 2-0

34 menit lalu

Hasil Liga Champions: Borussia Dortmund Lolos ke Babak Final, Singkirkan PSG dengan Agregat 2-0

Borussia Dortmund lolos ke final Liga Champions 2023/2024. Mereka menang 1-0 di markas PSG, Rabu dinihari, 8 Mei 2024, dan melaju dengan agregat 2-0.

Baca Selengkapnya

Tinggalkan Gedung KPK Usai Diperiksa 9 Jam, Dirut PT Taspen Antonius Kosasih Berstatus Tersangka Investasi Fiktif

1 jam lalu

Tinggalkan Gedung KPK Usai Diperiksa 9 Jam, Dirut PT Taspen Antonius Kosasih Berstatus Tersangka Investasi Fiktif

KPK memeriksa Dirut PT Taspen Antonius Kosasih dalam kasus dugaan investasi fiktif. Ada beberapa tersangka lain dalam kasus ini.

Baca Selengkapnya

Ukraina Temukan Puing Rudal Balistik Korea Utara di antara Bukti Serangan Rusia

2 jam lalu

Ukraina Temukan Puing Rudal Balistik Korea Utara di antara Bukti Serangan Rusia

Jaksa penuntut negara Ukraina memeriksa puing-puing dari 21 dari sekitar 50 rudal balistik Korea Utara yang diluncurkan oleh Rusia.

Baca Selengkapnya

Tanah Longsor di Kota Padang, Dua Warga Dilaporkan Hilang Tertimbun

3 jam lalu

Tanah Longsor di Kota Padang, Dua Warga Dilaporkan Hilang Tertimbun

Tanah longsor terjadi di Padang Sumatera Barat akibat hujan deras mengguyur kota itu sejak Selasa siang. Akses jalan menuju Solok terputus.

Baca Selengkapnya

Vladimir Putin Kembali Dilantik sebagai Presiden Rusia untuk Periode Kelima

4 jam lalu

Vladimir Putin Kembali Dilantik sebagai Presiden Rusia untuk Periode Kelima

Vladimir Putin kembali menjabat sebagai presiden Rusia untuk periode kelima selama enam tahun ke depan. Bakal mengalahkan rekor Stalin.

Baca Selengkapnya

Studi: Marah 8 Menit Saja Bisa Tingkatkan Peluang Serangan Jantung

4 jam lalu

Studi: Marah 8 Menit Saja Bisa Tingkatkan Peluang Serangan Jantung

Efek akut marah-marah pada kerja pembunuh darah, yang mungkin menambah peluang serangan jantung dan stroke.

Baca Selengkapnya