Pasca Mogok Berjualan, Harga Daging Ayam Masih Tinggi
TEMPO.CO, Jakarta - Pemerintah Indonesia memperketat masuknya daging dan produk turunannya yang diimpor dari Malaysia untuk mencegah penularan wabah penyakit.
"Malaysia sampai saat ini masih endemis penyakit mulut dan kuku. Sedangkan Indonesia sendiri sudah bebas dari penyakit itu sejak puluhan tahun lalu," kata Kepala Balai Karantina Pertanian Kelas 1 Kementerian Pertanian Palembang drh Arinaung Siregar di Palembang, Sumatera Selatan, akhir pekan lalu.
Ia berujar, daging olahan berupa sosis dan dendeng yang diimpor dari Malaysia harus mendapatkan pemeriksaan secara ketat di Balai Karantina.
"Memang yang paling banyak kami khawatirkan adalah produk daging sapi olahan dari Malaysia," ucap Arinaung di sela-sela peringatan Hari Pangan Sedunia di kompleks Jaka Baring Sport City.
Menurut dia, sapi dan daging sapi di Malaysia berasal dari Brasil dan India. Bahkan sapi dari Brasil yang terkena penyakit sapi gila bisa dengan mudah memasuki Malaysia.
"Pemeriksaan di Malaysia tidak seketat kita. Malaysia sangat mudah menerima sapi dari mana saja," tuturnya.
Setelah melalui pemeriksaan ketat di Balai Karantina, pihaknya memastikan daging dan produk turunannya dari Malaysia yang ada di pasar nasional aman dikonsumsi.
Apalagi, menurut dia, Balai Karantina Palembang jauh lebih ketat dalam melakukan pemeriksaan dibanding daerah lain.
"Hal ini karena di Palembang tidak ada jalan tikus. Jadi barang impor yang masuk dipastikan lewat bandara," kata Anaung, yang pernah bertugas di Balai Karantina Kelas 1 Batam.