Pemerintah Yakin Rupiah Terus Bergerak Menguat  

Reporter

Kamis, 8 Oktober 2015 12:27 WIB

Mantan Gubernur Bank Indonesia Darmin Nasution. ANTARA/Wahyu Putro A

TEMPO.CO, Jakarta - Menteri Koordinator Perekonomian Darmin Nasution mengatakan penguatan rupiah terjadi karena berbagai faktor, antara lain kondisi ekonomi Amerika Serikat yang tidak terlalu baik dan perbaikan-perbaikan yang dilakukan pemerintah, seperti deregulasi kebijakan.

Menurut dia, penguatan rupiah ini sebenarnya bergerak ke arah normalisasi kurs, yakni mendekati nilai fundamental. "Kalau kita ukur, sebenarnya rupiah masih undervalue, terlalu rendah nilainya. Jadi, arah rupiah akan bergerak menguat," katanya di kompleks Istana Presiden, Rabu, 7 Oktober 2015.

Penguatan rupiah ini bergantung pada perkembangan kondisi ekonomi global. Darmin mengaku kesulitan menentukan faktor dominan yang mempengaruhi penguatan rupiah, baik melalui faktor eksternal maupun internal. Soalnya, kedua faktor tersebut sama-sama bekerja.

Dia berharap, dalam paket kebijakan ketiga, rupiah dapat terdorong lebih lanjut. Begitu pula saat pemerintah nanti mengeluarkan paket kebijakan keempat. Darmin mengakui sebenarnya paket kebijakan keempat sudah ada, tapi ia menolak membocorkan isinya. "Nantilah seminggu lagi baru kita cerita. Jangan lagi begini, kamu tanya keempat, habis itu you enggak cerita yang ketiga lagi," ucapnya. (Lihat video Rupiah Menguat, Angin Segar Bagi Investor Asing, Industri Kecil yang Terdampak Akibat Melemahnya Rupiah)

Deputi Gubernur Senior Bank Indonesia Mirza Adityaswara berharap penguatan rupiah terus berlanjut karena mengubah competitiveness dari ekspor manufaktur. Senada dengan Darmin, dia menilai, penguatan ripiah belum mencapai batas fundamental atau masih undervalue. "Dihitung Bank Indonesia sampai 13 ribu masih bagus. Tiga belas ribu lebih-lebih sedikit itu masih bagus," ujarnya.

Mirza mengatakan adanya paket kebijakan pertama, kedua, dan ketiga menunjukkan komitmen pemerintah melakukan structural reform, meski masih membutuhkan waktu untuk eksekusi dan kebijakan tersebut benar-benar terealisasi sehingga menjadi sumber valas. Seperti dari kebijakan sektor pariwisata.

"Kalau jangka pendek, ‎Kementerian Keuangan dan Bank Indonesia menambah suplai valas di spot dan foward market. Tapi enggak cukup dengan jangka pendek, structural reform deregulasi ini harus diapresiasi karena itu yang diperlukan," katanya.

Saat mendapat pertanyaan soal kekhawatiran bahwa penguatan rupiah terlalu tajam, Mirza mengaku tak tertarik pada hal itu. Dia mengaku dirundung pertanyaan tersebut dalam dua hari terakhir. "Saya yakin itu pertanyaan dari mereka yang loss, mereka ingin bahwa rupiah jangan menguat karena mereka sudah loss money lantaran spekulasi dan sebagainya," katanya.

ALI HIDAYAT

Berita terkait

Kebijakan Satu Peta Perbaiki Tata Kelola Geospasial

22 Maret 2023

Kebijakan Satu Peta Perbaiki Tata Kelola Geospasial

Satu Peta telah untuk perbaikan tata kelola penerbitan izin dan hak atas tanah.

Baca Selengkapnya

KUR Festival agar Pemuda Semangat Berwirausaha

22 Maret 2023

KUR Festival agar Pemuda Semangat Berwirausaha

Pemerintah berupaya mendorong UMKM untuk mengakses pembiayaan KUR sehingga usahanya cepat naik kelas.

Baca Selengkapnya

Indonesia Dorong Kawasan ASEAN Jadi Pusat Pertumbuhan Ekonomi Dunia

16 Maret 2023

Indonesia Dorong Kawasan ASEAN Jadi Pusat Pertumbuhan Ekonomi Dunia

Kawasan ASEAN mempunyai modal cukup mumpuni untuk menjadi pusat pertumbuhan ekonomi dunia dengan PDB mencapai US$ 3,36 triliun.

Baca Selengkapnya

Pemerintah AS Dukung Kemitraan Indo Pacific Economic Framework

16 Maret 2023

Pemerintah AS Dukung Kemitraan Indo Pacific Economic Framework

Pemerintah Indonesia tetap memiliki harapan besar pada IPEF untuk menghasilkan hal-hal konkret.

Baca Selengkapnya

BPKP Bakal Audit Realisasi Penyaluran KUR

13 Januari 2023

BPKP Bakal Audit Realisasi Penyaluran KUR

BPKP mengaudit pelaksanaan kredit usaha rakyat (KUR). Penyaluran KUR terus meningkat dalam lima tahun terakhir.

Baca Selengkapnya

Menko Airlangga Dampingi Jokowi di KTT Peringatan 45 Tahun ASEAN-Uni Eropa

15 Desember 2022

Menko Airlangga Dampingi Jokowi di KTT Peringatan 45 Tahun ASEAN-Uni Eropa

Jokowi menegaskan kemitraan ASEAN dan Uni Eropa harus didasarkan pada prinsip kesetaraan, saling menghormati, dan saling menguntungkan.

Baca Selengkapnya

Peternak Demo di Depan Kantor Airlangga, Mengaku Berdarah-darah karena Harga Ayam Rendah

13 Desember 2022

Peternak Demo di Depan Kantor Airlangga, Mengaku Berdarah-darah karena Harga Ayam Rendah

Peternak mengaku sudah 12 tahun berdarah-darah karena harga ayam rendah. Mereka menyebut tak ada perlindungan dari pemerintah.

Baca Selengkapnya

Sherpa G20 Diyakini Capai Kesepakatan, Kemenko Perekonomian: Sekarang Proses, Masih Berjuang

13 November 2022

Sherpa G20 Diyakini Capai Kesepakatan, Kemenko Perekonomian: Sekarang Proses, Masih Berjuang

Sinyal tidak tercapainya kesepakatan G20 sebelumnya disampaikan Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan.

Baca Selengkapnya

Optimistis Ekonomi 2022 5,2 Persen, Kemenko Perekonomian: Tiga Kuartal Tumbuh 5 Persen Lebih

29 Oktober 2022

Optimistis Ekonomi 2022 5,2 Persen, Kemenko Perekonomian: Tiga Kuartal Tumbuh 5 Persen Lebih

Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian optimistis target pertumbuhan ekonomi pada 2022 sebesar 5,2 persen dapat tercapai.

Baca Selengkapnya

Pemerintah Dorong Pengembangan PSN di Berbagai Wilayah

28 Oktober 2022

Pemerintah Dorong Pengembangan PSN di Berbagai Wilayah

PSN tersebar di seluruh Indonesia yang mencakup 14 multisektor dan 12 program.

Baca Selengkapnya