Asosiasi Mebel Ungkit Jokowi Ikut Menolak Sertifikasi Kayu

Reporter

Selasa, 6 Oktober 2015 11:44 WIB

Pekerja mengecat kayu bahan dasar pembuatan mebel di Manggarai, Jakarta, 23 Juni 2015. Data Badan Pusat Statistik menunjukkan, realisasi pertumbuhan produksi industri manufaktur kelas menengah besar sektor furnitur dan kerajinan hanya bertumbuh 0,88% pada kuartal I/2015. TEMPO/Wisnu Agung Prasetyo

TEMPO.CO, Jakarta- Asosiasi Mebel dan Kerajinan Republik Indonesia (AMKRI), melalui Direktur Jenderalnya, Abdul Sobur, mengungkit bahwa Presiden Joko Widodo sudah dua kali menegaskan perlunya meniadakan aturan Sistem Verifikasi dan Legalitas Kayu (SVLK). Sistem itu dianggap AMKRI membebani pelaku industri mebel dan menghambat produksi untuk ekspor.

Dalam pertemuan dengan media di Hotel Aryaduta Tugu Tani, Jakarta pada Senin, 5 Oktober 2015, perwakilan AMKRI mempertanyakan alasan kenapa Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (LHK) serta jajarannya tidak melaksanakan perintah presiden akan pemangkasan SVLK.

"Kebijakan SVLK bisa jadi diberlakukan karena jumlah besar kami (pelaku industri mebel dan kerajinan) di Indonesia. Kami punya 5.000 lebih anggota asosiasi. Karyawan bisa mencapai 2,6 juta individu. Jika benar, ini tidak adil," kata Abdul.

Melalui rilis AMKRI kepada media saat press conference, penolakan Jokowi terhadap SVLK disampaikan saat pembukaan pameran IFEX di JIExpo Kemayoran Jakarta, 12 Maret lalu. Ketika itu, Jokowi meminta para menteri terkait menyelesaikan berbagai hambatan yang dihadapi industri mebel dan kerajinan, termasuk SVLK.

Penolakan juga disampaikan saat Jokowi mengundang pengurus AMKRI ke Istana, 15 April lalu, untuk membahas pencapaian target ekspor industri mebel dan kerajinan. Permintaan Jokowi sebelumnya sempat ditegaskan kembali dalam acara di Istana tersebut.

AMKRI mengatakan, SVLK yang diberlakukan Kementerian Kehutanan dan Lingkungan Hidup (KLH) dianggap menurunkan optimisme industri hilir yang ingin meningkatkan target pertumbuhan ekspor mebel dan kerajinan nasional menjadi US $ 5 miliar untuk lima tahun ke depan, setelah tahun 2014 lalu hanya mencapai US$ 1,9 miliar. Hingga juni 2015, nilainya mencapai US$ 930 juta. "Penerapan SVLK pasti berdampak pada penurun kinerja ekspor nasional," kata Abdul.

Dalam hal daya saing, Abdul juga menjelaskan, di ASEAN, Vietnam yang volume ekspornya tumbuh secara signifikan, nilai ekspornya mencapai US$ 7 miliar. Sedangkan Malaysia US$ 2,4 miliar. Untuk Indonesia, saat ini mencapai US$ 1,9 miliar cukup sulit. Nilai tersebut turun empat persen dari 2014 lalu.

YOHANES PASKALIS

Berita terkait

Jokowi Perintahkan Sri Mulyani Berkomunikasi dengan Prabowo, Ini Tujuannya

1 jam lalu

Jokowi Perintahkan Sri Mulyani Berkomunikasi dengan Prabowo, Ini Tujuannya

Yustinus Prastowo mengatakan Presiden Joko Widodo atau Jokowi telah memerintahkan Sri Mulyani berkomunikasi dengan Prabowo Subianto.

Baca Selengkapnya

Dua Pernyataan Jokowi soal Pilkada: Tak Ajukan Percepatan serta Peluang Kaesang di Bekasi

2 jam lalu

Dua Pernyataan Jokowi soal Pilkada: Tak Ajukan Percepatan serta Peluang Kaesang di Bekasi

Apa kata Presiden Jokowi soal kepastian jadwal Pilkada hingga peluang orang-orang terdekat dalam pemilihan kepala daerah?

Baca Selengkapnya

Sri Mulyani Diusulkan Jadi Calon Gubernur DKI Jakarta, Bagaimana Tanggapannya?

3 jam lalu

Sri Mulyani Diusulkan Jadi Calon Gubernur DKI Jakarta, Bagaimana Tanggapannya?

Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDI Perjuangan) DKI mengusulkan Menteri Keuangan Sri Mulyani sebagai calon Gubernur DKI Jakarta.

Baca Selengkapnya

Kondisi Rumah Murah Program Jokowi di Villa Kencana Cikarang: Banyak yang Terbengkalai

11 jam lalu

Kondisi Rumah Murah Program Jokowi di Villa Kencana Cikarang: Banyak yang Terbengkalai

Kondisi rumah murah program Jokowi di Villa Kencana Cikarang mayoritas terbengkalai dan tak berpenghuni

Baca Selengkapnya

Kementerian ESDM Masih Bahas Soal Perpanjangan Izin Ekspor Konsentrat Tembaga Freeport

11 jam lalu

Kementerian ESDM Masih Bahas Soal Perpanjangan Izin Ekspor Konsentrat Tembaga Freeport

Kementerian ESDM terus berkomunikasi dengan kementerian Keuangan untuk mengkaji arif bea keluar untuk ekspor konsentrat tembaga PT Freeport Indonesia

Baca Selengkapnya

Kata Pakar Soal Posisi Koalisi dan Oposisi dalam Pemerintahan Prabowo

14 jam lalu

Kata Pakar Soal Posisi Koalisi dan Oposisi dalam Pemerintahan Prabowo

Prabowo diharapkan tidak terjebak dalam politik merangkul yang berlebihan.

Baca Selengkapnya

Istana Sebut Pansel Calon Pimpinan KPK Diumumkan Bulan Ini

14 jam lalu

Istana Sebut Pansel Calon Pimpinan KPK Diumumkan Bulan Ini

Pansel KPK bertugas menyeleksi para calon pimpinan KPK sebelum diserahkan kepada DPR untuk melakukan tes uji kepatutan dan kelayakan.

Baca Selengkapnya

Jokowi Kumpulkan Prabowo hingga Panglima TNI Bahas Operasi Khusus Papua

15 jam lalu

Jokowi Kumpulkan Prabowo hingga Panglima TNI Bahas Operasi Khusus Papua

Jokowi mengumpulkan menteri dan kepala lembaga negara di Istana Kepresidenan Jakarta pada Rabu siang. Bahan soal anggaran operasi khusus Papua.

Baca Selengkapnya

Pemerintah Anggarkan Rp 355 Miliar untuk Bangun Taman Peringatan di Ibu Kota Nusantara

15 jam lalu

Pemerintah Anggarkan Rp 355 Miliar untuk Bangun Taman Peringatan di Ibu Kota Nusantara

Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Basuki Hadimuljono menyebut taman peringatan di Ibu Kota Nusantara bisa jadi lokasi kunjungan tamu negara

Baca Selengkapnya

Busyro Muqoddas Tak Lagi Percaya Pansel KPK Bentukan Jokowi, Desak Ada Proses Demokratis

16 jam lalu

Busyro Muqoddas Tak Lagi Percaya Pansel KPK Bentukan Jokowi, Desak Ada Proses Demokratis

Busyro Muqoddas tak ingin KPK kian terpuruk setelah pimpinan yang dipilih lewat pansel hasil penunjukkan Jokowi bermasalah

Baca Selengkapnya