Ekspresi Menteri Badan Usaha Milik Negara, Rini M Soemarno (kanan) sebelum dimulainya Sidang Kabinet di Kantor Presiden, Komplek Istana Kepresidenan, Jakarta, 6 Juli 2015. TEMPO/Subekti.
TEMPO.CO, Jakarta - Menteri BUMN Rini Soemarno memiliki obsesi besar bisa mengimbangi dominasi raja-raja properti Tanah Air seperti Agung Podomoro, dengan syarat semua BUMN sektor properti bersinergi.
"BUMN itu di sektor apa saja jika disinergikan bisa menjadi yang terbesar. Di bidang perhotelan, BUMN memiliki setidaknya 20 hotel, kalau digabung akan menjadi jaringan hotel terbesar di Indonesia," kata Rini pada "CFO BUMN Forum: Sinergi Bagi Ekonomi Negeri", di Gedung Pertamina, Jakarta, Selasa, 22 September 2015.
Hal sama berlaku pula untuk BUMN bidang properti gedung perkantoran, sambung dia.
"Jika BUMN Karya disinergikan seperti PT Wika Property, PT Pembangunan Perumahan, PT Adhi Karya dan lainnya, bisa mengimbangi dominasi Ciputra Properti, Agung Podomoro, Sinar Mas," ujar Rini yakin.
Ia menjelaskan, peluang mengembangkan BUMN sektor properti sejalan dengan program pemerintahan Presiden Joko Widodo yang menekankan perlunya mengubah paradigma BUMN sebagai pendorong pembangunan.
"Terutama sekarang di mana ekonomi dunia melemah, sehingga Indonesia melemah. Otomatis BUMN lebih aktif di hampir sektor perekonomian," ujarnya.
Namun Rini mengakui banyak anak usaha BUMN yang memiliki bidang usaha sama sehingga tumpang tindih satu sama lain.
"Sering terjadi BUMN besar masing-masing punya hotel. Kalau tidak salah jumlahnya bisa mencapai 20 hotel. Ini yang perlu disinergikan," ujar Rini.
Rini meminta para CFO tidak ragu melakukan sinergi antar- BUMN sehinga selain memicu efisiensi juga dapat meningkatkan skala usaha perusahaan.
"Sinergi itu tidah harus menjadi satu perusahaan, tapi perlu dicarikan cara dengan sinergi bisa menciptakan efisiensi," katanya.