Ketua Perbanas: Kredit Perbankan Masih Bisa Tumbuh 14 Persen
Editor
Rully Widayati
Sabtu, 5 September 2015 16:40 WIB
TEMPO.CO, Jakarta - Pertumbuhan kredit industri perbankan Tanah Air diproyeksikan masih dapat mencapai angka 14 persen hingga akhir tahun nanti.
Ketua Umum Perhimpunan Bank-bank Umum Nasional (Perbanas) Sigit Pramono menuturkan, pada kondisi sebelumnya hingga akhir tahun banyak permintaan kredit. Namun, pada tahun ini dirinya melihat permintaan kredit tak sebanyak tahun-tahun sebelumnya.
"Tahun ini memang turun dibandingkan tahun lalu, paruh kedua dibanding semester I bisa lebih baik. Tidak bisa terlalu optimistis kalau kredit bisa seperti tahun lalu, tapi kalau 14 persen kita masih bisa berharap," ucapnya di Jakarta.
Menurut Sigit, untuk bisa mencapai pertumbuhan kredit sebesar 14 persen tersebut harus ada dorongan baik dari melalui kebijakan fiskal maupun dari percepatan penyerapan anggaran pemerintah.
Pria yang saat ini menjabat sebagai Komisaris Independen PT Bank Central Asia Tbk ini menjelaskan, penyerapan anggaran pemerintah memiliki efek domino yang bisa menggerakkan ekonomi nasional.
Sigit mencontohkan proyek infrastruktur yang menjadi prioritas pemerintah apabila telah dimulai akan mendorong sektor lain, seperti industri semen, besi, dan industri pendukung lainnya.
"Sampai Juni kan penyerapan pemerintah masih sekitar 24 persen ya, jadi saya kira harus terus direalisasikan. Kalau pilar lain, seperti sektor konsumsi, investasi, dan ekspor-impor sudah tidak bisa diharapkan sampai akhir tahun nanti," lanjutnya.
Direktur Utama PT Bank Mandiri (Persero) Tbk Budi Gunadi Sadikin menuturkan, pada kuartal III tahun ini penyaluran kredit masih relatif sama dengan kuartal sebelumnya.
Emiten berkode saham BMRI ini, kata Budi, sampai akhir tahun memproyeksikan pertumbuhan kredit sekitar 13 persen.
Pada paruh kedua tahun ini Budi menyatakan beberapa kredit untuk sektor infrastruktur telah ditarik, tapi belum penuh.
Hal ini dikarenakan debitur menarik kredit secara bertahap sesuai dengan tahapan proyek. "Tahun depan mungkin akan lebih banyak ya, karena mulainya kan pas semester kedua tahun ini, jadi proyeknya banyak. Kalau semester kedua tahun ini proyeknya baru mulai, belum besar nariknya," kata Budi.
Hingga paruh pertama tahun ini Bank Mandiri telah menyalurkan pembiayaan senilai Rp 38,2 triliun ke sektor infrastruktur.
Dana tersebut digunakan untuk pembangunan dan pengembangan proyek infrastruktur strategis di antaranya untuk jalan tol dan pelabuhan.
Dari sisi penyaluran kredit secara keseluruhan, Bank Mandiri mencatatkan penyaluran kredit senilai Rp 552,8 triliun atau naik 13,8 persen secara tahunan dari Rp 448,8 triliun pada semester I tahun lalu.
Sementara itu, Ketua Dewan Komisioner Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Muliman D. Hadad menuturkan pertumbuhan kredit industri perbankan pada tahun ini diproyeksikan paling maksimum di level 13 persen.
"Menurut saya 13 persen itu kalau tercapai sudah luar biasa. Mungkin antara 12 persen hingga 13 persen lah," katanya.
BISNIS.COM