IHSG Semakin Rentan Terkoreksi ke Level 4.000

Reporter

Selasa, 25 Agustus 2015 08:19 WIB

Seorang pialang saham tertunduk lesu di bursa Wall Street, New York,(24/02). Indeks saham Dow Jones anjlok 251 poin hingga mencapai level terendah sejak 7 Mei 1997, begitu pula indeks Standard & Poor 500. AP Photo/Richard Drew

TEMPO.CO, Jakarta - Analis saham dari Reliance Securities, Lanjar Nafi Taulat Ibrahimsyah, mengatakan belum adanya sentimen yang mampu mengurangi kekhawatiran atas perekonomian Cina menyebabkan indeks masih rentan melanjutkan koreksi.

Dikhawatirkan, indeks masih dalam tren pelemahan mendekati level 4.000. Hari ini, Lanjar memprediksi, indeks harga saham gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia berpeluang bergerak mixed pada level 4.070-4.200.

Meski demikian, Lanjar optimistis bahwa bakal dilaksanakannya buyback saham emiten pelat merah dalam waktu dekat berpeluang menjadi sentimen positif indeks.

Sebelumnya, koreksi tajam melanda semua bursa saham regional lantaran sebagian investor semakin khawatir oleh kondisi perekonomian Cina. Rilis perkiraan awal data manufaktur Cina (Caixin Flash Manufacturing PMI) pada Agustus yang terus melambat ke level 47,1 pada pekan lalu membuat investor pesimistis perekonomian Negeri Tirai Bambu membaik.

Merespons hal itu, dimulai pada indeks Dow Jones yang ditutup anjlok 3,12 persen, kejatuhan kemudian menular ke bursa regional. Indeks Shanghai, yang akhir pekan lalu sudah jatuh 4,27 persen, terperosok lebih dalam sebanyak 8,49 persen ke level 3.209,91. Koreksi demikian juga menimpa indeks Nikkei 225, yang ambruk 4,61 persen menjadi 18.540,68.

Tak jauh berbeda, IHSG ikut turun tajam sebesar 172,22 poin (3,97 persen) ke level 4.163,73. IHSG, yang sejak awal perdagangan sudah dibuka di teritori negatif, bahkan sempat menyentuh posisi terendah pada level 4.111,11.

Menurut Lanjar, investor memang tak mampu mengabaikan apa yang sedang terjadi dalam ekonomi Cina. Sebab, seusai kebijakan devaluasi yuan selama dua pekan lalu, terjadinya perlambatan manufaktur semakin menegaskan bahwa perekonomian Cina memang berada di hadapan krisis. “Tak mau ambil risiko dengan perlambatan ekonomi Cina, investor cari aman dengan mengambil posisi jual,” ujarnya kepada Tempo, Senin malam, 23 Agustus 2015.

Apalagi, di dalam negeri, depresiasi rupiah juga sudah menembus level 14 ribu per dolar. Sebagian investor yang kemudian ingin mengamankan portofolio investasinya akhirnya lebih memilih mengalihkannya ke aset-aset berdenominasi dolar. “Investor cenderung mengamankan asetnya dalam bentuk dolar AS,” ucapnya.

Untuk menekan risiko, Lanjar menyarankan agar sebagian investor yang lain terus bersikap wait and see.

PDAT | MEGEL JEKSON

Berita terkait

Samuel Sekuritas: IHSG Sesi I Ditutup Mengecewakan, Sejumlah Saham Bank Big Cap Rontok

2 hari lalu

Samuel Sekuritas: IHSG Sesi I Ditutup Mengecewakan, Sejumlah Saham Bank Big Cap Rontok

IHSG turun cukup drastis dan menutup sesi pertama hari Ini di level 7,116,5 atau -1.62 persen dibandingkan perdagangan kemarin.

Baca Selengkapnya

IHSG Tutup Sesi Pertama di Zona Hijau, Saham Bank BRI Paling Aktif Diperdagangkan

5 hari lalu

IHSG Tutup Sesi Pertama di Zona Hijau, Saham Bank BRI Paling Aktif Diperdagangkan

IHSG menguat 0,86 persen ke level 7.097,2 dalam sesi pertama perdagangan Senin, 29 April 2024.

Baca Selengkapnya

IHSG Ditutup Melemah Ikuti Mayoritas Bursa Kawasan Asia

9 hari lalu

IHSG Ditutup Melemah Ikuti Mayoritas Bursa Kawasan Asia

IHSG Bursa Efek Indonesia (BEI) pada Kamis sore, ditutup turun mengikuti pelemahan mayoritas bursa saham kawasan Asia.

Baca Selengkapnya

IHSG Sesi I Menguat 0,8 Persen ke Level 7.168,5

10 hari lalu

IHSG Sesi I Menguat 0,8 Persen ke Level 7.168,5

IHSG sesi I ditutup menguat 0,81 persen ke level 7.168,5. Nilai transaksi mencapai Rp 6,6 triliun.

Baca Selengkapnya

Terkini Bisnis: Putusan MK Pengaruhi IHSG, Bandara Sam Ratulangi Mulai Dibuka

12 hari lalu

Terkini Bisnis: Putusan MK Pengaruhi IHSG, Bandara Sam Ratulangi Mulai Dibuka

Pembacaan putusan sengketa Pilpres di MK memengaruhi IHSG. Perdagangan ditutup melemah 7.073,82.

Baca Selengkapnya

IHSG Melemah Investor Tunggu Perkembangan Sengketa Pilpres, Rupiah Menguat

12 hari lalu

IHSG Melemah Investor Tunggu Perkembangan Sengketa Pilpres, Rupiah Menguat

IHSG ditutup melemah seiring pelaku pasar masih bersikap 'wait and see' terhadap hasil sidang sengketa Pilpres 2024.

Baca Selengkapnya

Pembacaan Putusan MK Pengaruhi IHSG, Perdagangan Ditutup Melemah 7.073,82

12 hari lalu

Pembacaan Putusan MK Pengaruhi IHSG, Perdagangan Ditutup Melemah 7.073,82

Putusan MK terkait sengketa Pilpres diprediksi akan mempengaruhi IHSG. Perdagangan hari ini ditutup 7.073,82 atau melemah 13,50 basis poin.

Baca Selengkapnya

Hari Ini IHSG Diperkirakan Menguat, Saham Apa Saja yang Potensial Dilirik?

13 hari lalu

Hari Ini IHSG Diperkirakan Menguat, Saham Apa Saja yang Potensial Dilirik?

Analis PT Reliance Sekuritas Indonesia Reza Priyambada memperkirakan IHSG pada awal pekan ini menguat bila dibandingkan pekan lalu. Apa syaratnya?

Baca Selengkapnya

SimInvest: Konflik Timur Tengah Tak Berpengaruh Langsung terhadap Bursa Saham Indonesia

16 hari lalu

SimInvest: Konflik Timur Tengah Tak Berpengaruh Langsung terhadap Bursa Saham Indonesia

SimInvest memprediksi dampak konflik timur Tengah tak begitu berpengaruh langsung terhadap bursa saham Indonesia.

Baca Selengkapnya

Terkini: Strategi Sri Mulyani Antisipasi Dampak Ekonomi Serangan Iran ke Israel, Rupiah dan IHSG Melemah Dampak Geopolitik Timur Tengah

18 hari lalu

Terkini: Strategi Sri Mulyani Antisipasi Dampak Ekonomi Serangan Iran ke Israel, Rupiah dan IHSG Melemah Dampak Geopolitik Timur Tengah

Ketegangan situasi geopolitik Timur Tengah dapat berdampak kepada Indonesia di berbagai indikator ekonomi.

Baca Selengkapnya