TEMPO.CO, Jakarta - Menteri Pertanian Amran Sulaiman mengatakan, hingga Oktober mendatang, terdapat sekitar 2 juta hektare sawah yang belum panen. Area itu terancam puso jika tidak diantisipasi secara dini. "Sawah yang belum panen itu sekitar 15 persen dari produksi masa panen kali ini," ujar Amran di Jakarta, Senin, 10 Agustus 2015.
Menurut Amran, setiap tahun potensi sawah gagal panen atau puso mencapai 200 ribu hektare. Dia mengklaim sudah menekan angka sawah puso melalui pembangunan jaringan irigasi tersier sebanyak 1,3 juta hektare dan menyiapkan sejumlah pompa di daerah penghasil.
Sampai saat ini, total sawah gagal panen mencapai 20 ribu hektare. Angka ini bertambah dari pekan lalu sebesar 17 ribu. Namun Amran merasa yakin langkahnya mampu menahan laju puso di bawah tahun lalu, yakni 35 ribu hektare.
Gagal panen ini, tutur dia, tidak begitu berpengaruh pada pasokan beras. Puso dianggap signifikan jika mencapai lebih dari 100 ribu hektare.
Persentase sawah yang sudah panen saat ini mencapai sekitar 75 persen. Stok beras dinilai masih aman hingga September mendatang. Jadi, menurut dia, wacana impor masih jauh dibicarakan.
Adapun Badan Nasional Penanggulangan Bencana meminta masyarakat tidak khawatir soal kekeringan yang melanda akibat dampak El Nino. Sebab, badai Pasifik ini diperkirakan BNPB akan berakhir pada akhir Oktober mendatang.
BNPB mencanangkan penyebaran hujan buatan di tujuh titik, yakni Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, Sumatera Selatan, Sulawesi Selatan, Lampung, dan Nusa Tenggara Barat. Duit sebanyak Rp 200 miliar disiapkan BNPB guna mengatasi masalah ini.
Kepala BNPB Syamsul Maarif menargetkan, dalam dua hari ke depan, pesawat sudah beroperasi. Terdapat tiga pesawat yang didapuk menjadi kendaraan penyebar hujan. Dua pesawat berasal dari TNI AU, sedangkan satu pesawat disediakan Kementerian Pertanian. "Mudah-mudahan awan sudah bisa datang," tutur Syamsul.