Prosentase Angkutan Logistik Via Jalur Laut Masih Rendah  

Reporter

Kamis, 30 Juli 2015 05:59 WIB

Puluhan truk peti kemas antre di gerbang Jakarta International Container Terminal (JICT), Tanjung Priok, Jakarta, 28 Juli 2015. Kegiatan distribusi barang dan peti kemas dari dan ke Pelabuhan Tanjung Priok lumpuh akibat aksi mogok nasional pekerja JICT. TEMPO/Tony Hartawan

TEMPO.CO , Surabaya: Prosentase angkutan logistik yang melalui jalur laut di Indonesia masih cukup rendah dibandingkan dengan prosentase angkutan logistik yang menggunakan jalur darat. “Padahal kita adalah negara kepulauan,” ujar Ketua Dewan Pertimbangan Asosiasi Pengusaha Truk Indonesia, Rosan P. Roeslani dalam sebuah seminar di Surabaya, Rabu 29 Juli 2015.

Menurut Rosan, saat ini prosentase arus lalu lintas logistik yang melalui jalur darat di Indonesia mencapai 2,5 juta ton atau mencapai 91,5 persen. Jumlah ini tidak seimbang dengan arus lalu lintas logistik di jalur laut yang hanya 194,8 ribu ton atau mencapai 7,07 persen saja.

Ini tidak sejalan dengan program tol laut yang digadang-gadang pemerintahan Presiden Joko Widodo. Kata Rosan, harusnya pemerintah lebih mengoptimalkan peran jalur logistik laut agar program tol laut bisa terealisasi.

Dibandingkan dengan jalur darat, secara statistik ongkos pengeluaran pengiriman logistik melalui jalur laut lebih murah. Rasio penggunaan energi jalur laut bisa lebih rendah 0,1 dibanding rasio jalur darat yang mencapai 0,4 hingga 1.

Inilah yang membuat adanya inefisiensi pada sektor logistik. Di mana terjadi lonjakan ongkos distribusi yang melambung tinggi. Hal ini menyebabkan biaya produksi yang semakin mahal, daya saing menurun, dan perekonomian terganggu.

“Bayangkan, biaya pengangkutan laut dengan rute perjalanan dari Tanjung Priok ke Cina lebih murah ketimbang rute perjalanan ke Jayapura, Papua,” kata dia.

Dari catatannya, biaya pengiriman dari Jakarta ke Cina hanya US$ 400 per kontainer. Sedangkan biaya pengiriman logistik ke Jayapura, Papua mencapai US$ 1.000 per kontainer.

Hal ini diakibatkan adanya disparitas produksi antar daerah di Indonesia. Kapal yang mengirimkan logistik ke Papua mampu memuat 90 persen barang dari total kapasitasnya. Sementara saat kembali dari Papua ke Jakarta, kapal hanya mampu mengirimkan 10 persen logistik saja.

Sementara itu, Ketua Umum Asosiasi Logistik Indonesia, Zaldy Masita menambahkan bahwa sampai saat ini biaya distribusi logistik masih belum transparan. Sehingga menjadi penyebab biaya pengiriman barang terus naik dari waktu ke waktu.

“Kita juga mempertanyakan kenapa tarif di pelabuhan terus naik dari tahun ke tahun,” ucapnya. Padahal menurutnya, biaya distribusi logistik harusnya bisa dijabarkan secara transparan. Apalagi saat ini peran teknologi dapat menunjang hal itu.

Ini yang menyebabkan Indonesia kalah dengan negara tetangga. Dibanding dengan Thailand maupun Singapura saja, kemampuan logistik di tanah air masih kalah jauh. Kata Zaldy, baik itu dalam rasio sumber daya manusia (SDM), maupun modal.

AVIT HIDAYAT

Berita terkait

KKP Klaim Penerapan Sanksi Administratif Tingkatkan Efek Jera

25 Februari 2024

KKP Klaim Penerapan Sanksi Administratif Tingkatkan Efek Jera

Sejak penerapan sanksi administratif di sektor kelautan dan perikanan, KKP menyebut kebijakan tersebut mampu meningkatkan efek jera.

Baca Selengkapnya

Pengukuhan Yonvitner Jadi Guru Besar IPB, Paparkan Potensi Kerugian Sumber Daya Pesisir akibat Perubahan Iklim

27 Januari 2024

Pengukuhan Yonvitner Jadi Guru Besar IPB, Paparkan Potensi Kerugian Sumber Daya Pesisir akibat Perubahan Iklim

Pakar ilmu pengelolaan sumber daya pesisir dan lautan, Yonvitner dikukuhkan menjadi Guru Besar Tetap Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan IPB.

Baca Selengkapnya

Menteri Trenggono Ungkap Fokus KKP di 2024: Masih Program Ekonomi Biru

11 Januari 2024

Menteri Trenggono Ungkap Fokus KKP di 2024: Masih Program Ekonomi Biru

Menteri KKP Sakti Wahyu Trenggono menyebutkan prioritas KKP tahun ini masih fokus pada pelaksanaan program-program berbasis ekonomi biru.

Baca Selengkapnya

Pencapaian Konas Pesisir XI jadi Masukan Perubahan UU Kelautan

28 November 2023

Pencapaian Konas Pesisir XI jadi Masukan Perubahan UU Kelautan

Menteri Kelautan dan Perikanan Sakti Wahyu Trenggono membuka Konferensi Nasional XI Pengelolaan Sumber Daya Laut

Baca Selengkapnya

Disentil Ganjar, Apa Kabar Janji Tol Laut Jokowi?

10 November 2023

Disentil Ganjar, Apa Kabar Janji Tol Laut Jokowi?

Bakal calon presiden Ganjar Pranowo mengkritik sektor maritim tanah air.

Baca Selengkapnya

BMKG Ajak Kolaborasi Data Kelautan Dunia untuk Mitigasi Perubahan Iklim

30 Oktober 2023

BMKG Ajak Kolaborasi Data Kelautan Dunia untuk Mitigasi Perubahan Iklim

Ketersediaan data dan informasi yang akurat mengenai laut menjadi salah satu bentuk mitigasi dampak perubahan iklim.

Baca Selengkapnya

Jokowi Mau Lanjutkan Hilirisasi ke Sektor Perkebunan hingga Kelautan

24 Oktober 2023

Jokowi Mau Lanjutkan Hilirisasi ke Sektor Perkebunan hingga Kelautan

Presiden Joko Widodo alias Jokowi mengatakan progran hilirisasi bakal berlanjut.

Baca Selengkapnya

Mengenal Ocean Young Guards, Komunitas Mahasiswa Unpad Penjaga Ekosistem Laut

22 Oktober 2023

Mengenal Ocean Young Guards, Komunitas Mahasiswa Unpad Penjaga Ekosistem Laut

Mahasiswa Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan Universitas Padjadjaran atau Unpad mendirikan komunitas Ocean Young Guards.

Baca Selengkapnya

RI Bakal Gelar Forum Negara Pulau dan Kepulauan, Bahas Isu Iklim hingga Pencemaran

20 Juli 2023

RI Bakal Gelar Forum Negara Pulau dan Kepulauan, Bahas Isu Iklim hingga Pencemaran

Pemerintah akan menggelar Forum Negara Pulau dan Kepulauan (Archipelagic and Island States/Ais Forum) pada 10-11 Oktober 2023 di Bali. Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi atau Kemenko Marves menyebut, forum tersebut akan menghadirkan delegasi dari 51 negara anggota Ais Forum.

Baca Selengkapnya

Siapa Pasang Pagar di Laut Tangerang? Dinas Perikanan, Kelautan dan Polairud Banten Tak Ada yang Tahu

23 Juni 2023

Siapa Pasang Pagar di Laut Tangerang? Dinas Perikanan, Kelautan dan Polairud Banten Tak Ada yang Tahu

Pagar bambu memagari wilayah laut di peraiaran Kabupaten Tangerang. Memanjang hingga berkilo-kilometer. Tidak ada yang tahu siapa yang pasang.

Baca Selengkapnya