Apa Penyebab Jokowi Bicara Perbatasan RI-Singapura?
Editor
Setiawan Adiwijaya
Selasa, 28 Juli 2015 11:18 WIB
TEMPO.CO, Jakarta - Presiden Joko Widodo hari ini bertolak ke Singapura untuk melakukan kunjungan bisnis. Secara khusus Jokowi akan melakukan pembahasan tentang pengembangan kawasan perbatasan Indonesia dan Singapura.
"Fokus pembicaraannya mengenai penanganan Batam, Bintan, Karimun," kata Jokowi di Bandara Halim Perdana Kusuma, Jakarta, Selasa, 28 Juli 2015.
Menurut Jokowi, selama bertahun-tahun daerah yang berbatasan langsung dengan Singapura tersebut luput dari pembahasan pemerintah. Padahal potensinya cukup besar. "Tentu kami harapkan nanti ada kesepakatan dengan Singapura," ujarnya.
Jokowi mengatakan kedua negara akan mencari kesepakatan mengenai pengembangan Batam. "Maunya kita apa, maunya Singapura seperti apa," katanya.
Yang terpenting, menurut Jokowi, adalah pengembangan Batam dan daerah di sekitarnya tak boleh berhenti dan harus dilanjutkan. Indonesia harus memiliki nilai tawar di depan negara-negara sahabat. Caranya adalah dengan meningkatkan potensi yang ada.
Selain bertemu dengan pemimpin Singapura, Jokowi juga diagendakan bertemu dengan para pengusaha. Dalam pertemuan itu dia berencana akan menyampaikan kondisi terakhir perekonomi Indonesia. "Peluang-peluang investasi yang bisa dimasuki seperti pelabuhan, power plant, jalan tol, terutama infrastruktur. Saya tidak mau jualan sumber daya alam," katanya."
Dalam kunjungan tersebut Jokowi didampingi antara lain oleh Menteri Koordinator Perekonomian Sofyan A. Djalil, Menteri Luar Negeri Retno L.P. Marsudi, Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi (PAN RB) Yuddy Chrisnandi, dan Menteri Pemuda dan Olahraga Imam Nahrawi.
Pada 2014 total perdagangan Indonesia dengan Singapura mencapai US$ 41,99 miliar atau kedua terbesar setelah Cina. Dalam bidang investasi, Singapura menempati posisi pertama investor terbesar di Indonesia dalam lima tahun terakhir dengan total investasi tahun 2014 mencapai US$ 5,8 miliar di 2.056 proyek. Wisatawan Singapura juga merupakan kunjungan wisatawan asing terbesar di Indonesia sejumlah 1.519.223 orang di tahun 2014, meningkat 10,12 persen dari 2013.
Selama kunjungan, Jokowi akan melakukan pertemuan dengan Presiden Singapura Tony Tan Keng Yam dan Perdana Menteri Singapura Lee Hsien Loong. Selain itu, Jokowi juga akan menghadiri pertemuan bisnis yang diperkirakan akan dihadiri oleh lebih dari 150 CEO perusahaan-perusahaan besar di Singapura.
Selain isu bilateral, kunjungan ini juga akan dimanfaatkan untuk membahas isu mengenai ASEAN. Bagi Indonesia, ASEAN Community 2015 harus memberikan manfaat langsung bagi masyarakat ASEAN. Indonesia saat ini tengah memperjuangkan adanya legally binding instrument bagi perlindungan buruh migran ASEAN.
Pada akhir kunjungan direncanakan akan dilakukan peresmian nama spesies anggrek baru yang akan dinamai Iriana Jokowi.
FAIZ NASHRILLAH