TEMPO.CO, Jakarta - Bank Indonesia mengoreksi prediksi pertumbuhan ekonomi tahun ini menjadi 5,0-5,4 persen dari sebelumnya 5,4-5,8 persen.
Dua kondisi yang patut diwaspadai adalah turunnya harga komoditas andalan Indonesia disertai permintaan negara mitra utama yang turun serta lambatnya pencairan anggaran pemerintah.
“Ini harus betul-betul disikapi agar bisa tercapai 5,4 persen,” kata Gubernur BI Agus Martowardojo di kantornya, Jumat, 19 Juni 2015. Harga komoditas andalan ekspor tahun ini turun hingga 14 persen. Hal ini juga disertai dengan lemahnya permintaan dari negara-negara yang selama ini jadi mitra utama ekspor.
Agus mengatakan dikoreksinya pertumbuhan ekonomi negara-negara berkembang oleh lembaga-lembaga multilateral sebesar 4,7 persen harus diwaspadai. Meski memprediksi pertumbuhan ekonomi 5,0-5,4 sepanjang tahun, Agus mengatakan pertumbuhan pada semester II bisa saja di bawah 5 persen.
Menurut Agus, kontribusi Hari Raya Idul Fitri tahun ini pada pertumbuhan ekonomi juga lebih rendah dari tahun sebelumnya. Hal ini terlihat dari penerimaan negara pada sektor pajak pertambahan nilai (PPN) yang rendah.
“PPN kan mencerminkan transaksi yang ada di pasar saat ini,” kata dia. Kondisi ini, menurut Agus, terjadi karena sebaran anggaran pemerintah masih terbatas dan kinerja perusahaan cukup tertekan.
TRI ARTINING PUTRI
Berita terkait
Tak Hanya India, Jepang Juga Kecewa Atas Komentar Joe Biden tentang Xenofobia
2 jam lalu
Pemerintah Jepang menanggapi komentar Presiden AS Joe Biden bahwa xenofobia menjadi faktor penghambat pertumbuhan ekonomi di Cina, India dan Jepang.
Baca SelengkapnyaMenlu India Tak Terima Komentar Joe Biden tentang Xenofobia
6 jam lalu
Menteri Luar Negeri India menolak komentar Presiden AS Joe Biden bahwa xenofobia menjadi faktor yang menghambat pertumbuhan ekonomi negaranya.
Baca SelengkapnyaLPEM FEB UI Perkirakan Pertumbuhan Ekonomi Kuartal Pertama 5,15 Persen
16 jam lalu
Pemilu dan beberapa periode libur panjang seperti lebaran berpotensi mendorong konsumsi dan pertumbuhan ekonomi pada kuartal pertama 2024.
Baca SelengkapnyaTak Hanya Naikkan BI Rate, BI Rilis 5 Kebijakan Moneter Ini untuk Jaga Stabilitas Rupiah
1 hari lalu
Gubernur BI Perry Warjiyo membeberkan lima aksi BI untuk menjaga stabilitas nilai tukar rupiah di tengah ketidakpastian pasar keuangan global.
Baca Selengkapnya17 Bandara Internasional Dipangkas, Bagaimana Dampaknya ke Pertumbuhan Ekonomi Daerah?
1 hari lalu
Direktur Utama InJourney Airports, Faik Fahmi mengatakan pemangkasan jumlah bandara internasional tidak bepengaruh signifikan ke ekonomi daerah.
Baca SelengkapnyaBos BI Yakin Rupiah Terus Menguat hingga Rp 15.800 per Dolar AS, Ini 4 Alasannya
1 hari lalu
Gubernur BI Perry Warjiyo yakin nilai tukar rupiah terhadap dolar AS akan menguat sampai akhir tahun ke level Rp 15.800 per dolar AS.
Baca SelengkapnyaSri Mulyani Sebut Pertumbuhan Ekonomi Global Bakal Stagnan di 3,2 Persen, Bagaimana Dampaknya ke RI?
1 hari lalu
Sri Mulyani menyebut perkiraan pertumbuhan ekonomi global pada tahun ini bakal relatif stagnan dengan berbagai risiko dan tantangan yang berkembang.
Baca SelengkapnyaInflasi April Hanya 0,25 Persen, BI Ungkap Pemicunya
1 hari lalu
BI menyebut inflasi IHK pada April 2024 tetap terjaga dalam kisaran sasaran 2,51 persen, yakni 0,25 persen mtm.
Baca SelengkapnyaEkonomi NTB Tumbuh Positif, Ekspor Diprediksi Meningkat
3 hari lalu
Perkembangan ekonomi Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB) 2023 tumbuh positif.
Baca SelengkapnyaMeski BI Rate Naik, PNM Tak Berencana Naikkan Suku Bunga Kredit
4 hari lalu
PNM menegaskan tidak akan menaikkan suku bunga dasar kredit meskipun BI telah menaikkan BI Rate menjadi 6,25 persen.
Baca Selengkapnya