Pertumbuhan Lambat, Bank DKI Akan Revisi Rencana Bisnis Bank

Reporter

Rabu, 10 Juni 2015 22:01 WIB

BANK DKI

TEMPO.CO, Jakarta - PT Bank DKI tengah mempertimbangan untuk melakukan revisi Rencana Bisnis Bank 2015 menengok kinerja penyaluran kredit yang masih mengalami perlambatan hingga kuartal II/2015.


Direktur Utama Bank DKI Eko Budiwiyono mengatakan perlambatan penyaluran kredit pada industri perbankan nasional juga terjadi di perseroan yang dipimpinnya tersebut. Eko menilai tersendatnya penyaluran pinjaman tersebut disumbang perlambatan ekonomi dan proyek-proyek yang belum terealisasi.


Pada November tahun lalu, sebut Eko, bank milik Pemerintah Provinsi DKI Jakarta ini memasang target pertumbuhan kredit di posisi 22% dalam Rencana Bisnis Bank (RBB) 2015. “Tapi saya tidak melihat kemungkinan untuk bisa mempertahankan di level 22%. Mungkin di sekitar 15%-16%,” jelas Eko di Jakarta, Senin (8 Juni 2015).


Di sisa tahun ini, Eko menuturkan pihaknya membidik 3 sektor utama untuk penyaluran pinjaman yakni usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM), multiguna, kredit pemilikan rumah (KPR), dan pinjaman yang dijamin pemerintah.


Eko merinci saat ini pihaknya tengah menjajaki kredit sindikasi untuk proyek pembangkit listrik senilai Rp2,2 triliun di Riau. “Kami juga memenangkan tender senilai Rp980 miliar untuk pembiayaan alutsista dari Kementerian Keuangan. Ini belum ditarik semua, tapi dijamin pemerintah jadi relatif aman.”


Advertising
Advertising

Sementara itu, dengan revisi pertumbuhan kredit tersebut, Eko mengakui bakal berdampak pada raihan laba perseroan. Sebab, lanjut Eko, hingga kini kredit masih menjadi penyumbang terbesar pendapatan Bank DKI. Selain itu, proyeksi akan ada penurunan suku bunga dan perlambatan ekonomi yang diprediksi masih berlanjut di sisa tahun ini pun dinilai bakal berdampak pada pendapatan perseroan.


“Awalnya kami targetkan laba Rp1,1 triliun. Tapi kami mau revisi, kami mau lihat kemungkinan itu, ini masih dihitung dan belum tahu berapa kira-kira yang mungkin dicapai,” tutur Eko.


Kendati demikian, menurut Eko, perseroan tak akan merevisi target dana pihak ketiga (DPK) dalam RBB 2015. Perseroan, kata dia, tengah kelebihan likuiditas akibat dana simpanan pemerintah dan non-pemerintah yang relatif belum tersalurkan. Eko menyebutkan posisi terakhir loan to deposit ratio (LDR) Bank DKI sebesar 78%.


Adapun, dari laporan keuangan bank dengan modal inti senilai Rp4,01 triliun per Maret 2015 ini, merekam penurunan penyaluran kredit. Hingga akhir Maret 2015, kredit yang disalurkan Bank DKI tercatat sebesar Rp20,98 triliun atau turun 4,41% dari Rp21,95 triliun di Desember 2014. Sementara itu, DPK terpantau naik 12,17% dari Rp25,09 triliun pada akhir Desember 2014 menjadi Rp28,15 triliun di akhir Maret 2015. Kendati demikian, perseroan tetap membukukan peningkatan laba tahun berjalan setelah pajak bersih sebesar 24,63% dari Rp261,63 miliar pada akhir Maret 2014 menjadi Rp326,07 miliar di periode yang sama tahun ini.


BISNIS.COM

Berita terkait

Bamsoet Dorong Pemerintah Bijak Mengelola Pertumbuhan Ekonomi

15 jam lalu

Bamsoet Dorong Pemerintah Bijak Mengelola Pertumbuhan Ekonomi

Pertumbuhan ekonomi yang positif patut dikelola dengan penuh kebijaksanaan karena ketidak pastian global.

Baca Selengkapnya

LPEM FEB UI Komentari Pertumbuhan Ekonomi Indonesia Tertinggi Sejak 2015

21 jam lalu

LPEM FEB UI Komentari Pertumbuhan Ekonomi Indonesia Tertinggi Sejak 2015

LPEM FEB UI memaparkan secara keseluruhan pertumbuhan ekonomi masih cenderung stagnan.

Baca Selengkapnya

LPEM FEB UI Prediksi Pertumbuhan Ekonomi Kuartal Kedua 2024 Melambat

1 hari lalu

LPEM FEB UI Prediksi Pertumbuhan Ekonomi Kuartal Kedua 2024 Melambat

BPS menyatakan pertumbuhan ekonomi Indonesia 5,11 persen secara tahunan atau year-on-year (yoy) pada triwulan I 2024.

Baca Selengkapnya

Jokowi soal Pertumbuhan Ekonomi 5,11 Persen: Menumbuhkan Sebuah Optimisme

1 hari lalu

Jokowi soal Pertumbuhan Ekonomi 5,11 Persen: Menumbuhkan Sebuah Optimisme

Presiden Jokowi mengatakan pertumbuhan ekonomi sebesar 5,11 persen di kuartal pertama tahun ini patut disyukuri.

Baca Selengkapnya

Eks Menteri Keamanan Panama Menang Pilpres dengan Dukungan Mantan Presiden

1 hari lalu

Eks Menteri Keamanan Panama Menang Pilpres dengan Dukungan Mantan Presiden

Eks menteri keamanan Panama memenangkan pilpres setelah menggantikan mantan presiden Ricardo Martinelli dalam surat suara.

Baca Selengkapnya

Kepala Bappenas Sanjung Pemerintahan Jokowi: Ekonomi RI Stabil di Kisaran 5 Persen

1 hari lalu

Kepala Bappenas Sanjung Pemerintahan Jokowi: Ekonomi RI Stabil di Kisaran 5 Persen

Menteri PPN/Kepala Bappenas, Suharso Monoarfa menyanjung pemerintahan Presiden Jokowi karena pertumbuhan ekonomi RI stabil pada kisaran 5 persen.

Baca Selengkapnya

India Sangkal Pernyataan Xenophobia Joe Biden, Ini Sebabnya

2 hari lalu

India Sangkal Pernyataan Xenophobia Joe Biden, Ini Sebabnya

Joe Biden mengatakan xenophobia di Cina, Jepang dan India menghambat pertumbuhan di masing-masing negara, sementara migrasi berefek baik bagi ekonomi.

Baca Selengkapnya

Wakil Sri Mulyani Harap Pertumbuhan Ekonomi 5,11 Persen Bisa Gaet Investor

2 hari lalu

Wakil Sri Mulyani Harap Pertumbuhan Ekonomi 5,11 Persen Bisa Gaet Investor

Wakil Menteri Keuangan Suahasil Nazara angka pertumbuhan ekonomi kuartal pertama 2024 bisa menjadi basis.

Baca Selengkapnya

Sri Mulyani: Pertumbuhan Ekonomi Kuartal Pertama 2024 Tingkatkan Lapangan Pekerjaan

2 hari lalu

Sri Mulyani: Pertumbuhan Ekonomi Kuartal Pertama 2024 Tingkatkan Lapangan Pekerjaan

Kementerian Keuangan mencatat di tengah gejolak ekonomi global perekonomian Indonesia tetap tumbuh dan mendorong peningkatan lapangan pekerjaan.

Baca Selengkapnya

BPS: Pertumbuhan Ekonomi Triwulan I 2024 Tumbuh, Tertinggi Sejak 2015

2 hari lalu

BPS: Pertumbuhan Ekonomi Triwulan I 2024 Tumbuh, Tertinggi Sejak 2015

Badan Pusat Statistik (BPS) mengumumkan pertumbuhan ekonomi Indonesia di triwulan I-2024 yang tercatat 5,11 persen secara tahunan

Baca Selengkapnya